Pandemi dan Curhat Para Pelaku Usaha Jasa Konstruksi di Kota Cirebon

Rabu 04-08-2021,21:00 WIB
Reporter : Leni Indarti Hasyim
Editor : Leni Indarti Hasyim

Dampak pandemi Covid-19 tak hanya dirasakan langsung oleh sektor usaha resto dan perhotelan. Ternyata juga dirasakan oleh para pelaku usaha jasa konstruksi (jakon) di Kota Cirebon.

====================

HARUS diakui, anggaran proyek infrastruktur banyak terkena refocusing untuk penanggulangan Covid-19. Akibatnya pelaku usaha jasa konstruksi kehilangan pekerjaan. Tidak ada pemasukan sama sekali untuk menafkahi keluarga.

Kondisinya memang mengkwatirkan. Banyak yang jatuh miskin karena dikejar-kejar utang dan kebutuhan sehari-hari. Apalagi kegiatan infrastruktur yang dipertahankan dan lolos dari refocusing pun gagal mereka dapatkan karena diduga dikuasai beberapa gelintir orang di pusaran kekuasaan.

Seperti disampaikan Nano. Salah satu kontraktor di Kota Cirebon itu mengatakan sejak tahun 2020 pengusaha jasa konstruksi harus gigit jari karena pandemi. Dan tahun ini lebih menyakitkan lagi. Proyek yang ada, meskipun dari segi nilai terbilang kecil, banyak dimenangkan oleh perusahaan dari luar Kota Cirebon. “Yang di Kota Cirebon kesulitan. Tahun ini proyek kena semua oleh pemborong dari luar kota,” ungkap Nano kepada wartawan, Selasa (3/8).

Dicontohkan Nano, tahun ini ada 45 paket pekerjaan perbaikan sarana prasarana sekolah di lingkungan dinas pendidikan yang bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK). Namun proses lelang terkesan menyulitkan untuk kontraktor lokal. Sehingga, katanya, pemenang dari 45 paket pekerjaan tersebut didominasi oleh kontraktor luar.

“Aturan lelang menyulitkan. Padahal Keppres sendiri bunyinya harus permudah para kontraktor setempat. Contoh ada salah satu persyaratan yang memberatkan, dalam rekening koran perusahaan harus ada 20 persen dari nilai kontrak, itu tentu sangat menyulitkan kita,” jelas Nano.

2

“Kami menduga ada oknum luar Kota Cirebon yang menggiring pemborong luar untuk dapat proyek di Kota Cirebon. Diduga kuat ada kedekatan dengan oknum kekuasaan eksekutif yang melakukan intervensi. Kami juga khawatir kasus di disdik ini juga terjadi di paket-paket pekerjaan lain. Masa sampai paket bernilai kecil juga yang dapat kontraktor luar,” ketus Nano.

Senada dikatakan pengusaha jasa kontruksi lainnya, Hasanudin. Ia juga mengaku kesulitan. Di tengah pandemi yang mendera, para pengusaha yang masih bertahan harus tetap menaati ketentuan administratif, seperti perpanjangan perizinan dan administrasi lain. “Pengusaha jasa kontruksi di Cirebon saat pandemi ini sebagian bubar, kami yang ada tetap menjalankan SOP. Jadi harusnya ada perhatian untuk para pengusaha daerah,” ungkap Hasanudin.

Menyoroti 45 paket pembangunan yang sudah dilelang disdik dan pemenangnya didominasi kontraktor luar, Hasanudin pun menyayangkan. Karena proyek dengan nilai kecil saja dikerjakan oleh kontraktor luar. “45 paket di disdik untuk rehab SD dan SMP itu adalah hak kami sebagai pengusaha jasa kontruksi lokal. Sudah dua tahun kita tak dapat, padahal paketnya ada, tapi diambil kontraktor luar,” tegas Hasanudin.

Secara umum, Hasanudin melihat, banyaknya lelang yang diikuti dan dimenangkan oleh kontraktor luar itu sudah menjadi fenomena di Kota Cirebon beberapa tahun terakhir. (*/rc)

Tags :
Kategori :

Terkait