BANK Sentral Amerika Serikat The Federal Reserve (The Fed) memberikan sinyal tentang kemungkinan melakukan tapering pada akhir tahun ini. Kondisi ini berpotensi mendorong nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada hari ini bergerak negatif.
Mengutip data Bloomberg, Kamis (5/8) pukul 09.10 WIB, kurs rupiah diperdagangkan pada level Rp14.330 per dolar AS. Posisi tersebut menunjukkan pelemahan sebesar 18 poin atau 0,12 persen dibandingkan dengan posisi penutupan pasar spot pada Rabu sore kemarin (3/8) di level Rp14.312 per dolar AS.
Pengamat pasar keuangan, Ariston Tjendra, mengatakan bahwa nilai tukar rupiah berpotensi berbalik melemah hari ini karena pernyataan pejabat The Fed semalam soal kemungkinan tapering.
“Tadi malam, dalam suatu acara daring di AS, Wakil Gubernur the Fed, Richard Clarida mengungkapkan peluang tapering akan terjadi di akhir tahun. Tapering ini akan mengurangi likuiditas sehingga bisa mendorong penguatan dolar AS,” ujar Ariston dalam keterangan tertulis, Kamis (5/8).
Sebagaimana diketahui, Rencana The Fed untuk melakukan tapering off di akhir tahun ini semakin kuat. Sinyal tersebut juga diberikan oleh Presiden The Fed San Francisco Mary Daly.
Pada Rabu (4/8), Daly mengatakan, bahwa kemungkinan besar bank sentral AS akan berada dalam posisi untuk mulai mengurangi program pembelian aset besar-besaran pada akhir tahun ini atau selambat-lambatnya pada awal tahun depan.
“Saya mencari kemajuan berkelanjutan di pasar tenaga kerja, dan terus menempatkan Covid-19 di belakang kami, karena meningkatnya tingkat vaksinasi. Ini menjadi hal-hal yang sangat mendasar bagi kami untuk mengatakan bahwa ekonomi telah mencapai metrik kemajuan substansial lebih lanjut. Saat ini, pandangan modal saya adalah bahwa kita akan mencapai metrik itu akhir tahun ini atau awal tahun depan,” kata Daly dalam sebuah wawancara di PBS NewsHour.
Selain itu kekhawatiran pelaku pasar soal kasus Covid-19 juga masih menjadi salah satu faktor penekan rupiah dan nilai tukar emerging lainnya.