Jangan Terlena dengan Pertumbuhan Ekonomi

Sabtu 14-08-2021,21:15 WIB
Reporter : Yuda Sanjaya
Editor : Yuda Sanjaya

CIREBON - Momentum pertumbuhan ekonomi bisa menjadi daya ungkit bagi sektor ril yang sudah lama terpuruk akibat resesi berkepanjangan. Hal ini menjadi bahasa utama dalam Dialog Warga : Silih Tulungan yang digelar secara virtual (14/8/2021).

Dialog ini pun digelar guna menyikapi pertumbuhan ekonomi Jabar di era pandemi covid-19.

Kepala BPS Provinsi Jawa Barat, Dyah Anugrah Kuswardani menuturkan ekonomi Jabar sudah mulai normal dengan tumbuh 6,13% (yoy) dan 2,54% (c-to-c) pada triwulan II-2021.

Secara nilai ADHK, PDRB triwulan II-2021 hampir mencapai kondisi triwulan II-2019, hanya butuh Rp0,53 triliun untuk mencapainya.

\"Secara year to year terjadi pertumbuhan yang melesat dengan geliat ekonomi yang tumbuh dan ekspor yang makin pesat. Pasalnya di 2020 pertumbuhan ekonomi benar-benar terpuruk, selalu kontraksi dan mengalami resesi di sepanjang 2020. Saat ini trentnya terus menuju positif hingga triwulan II-2021,\" paparnya.

Lapangan usaha yang sebelumnya terdampak covid-19, mampu menyumbang pertumbuhan cukup tinggi pada triwulan II-2021 meskipun secara nilai tambah yang dihasilkan belum kembali pada posisi normal.

Adapun penyumbang lapangan usaha utama yakni sektor industri, perdagangan, serta akomodasi makan dan minum, transportasi. \"Tren lebih baik dibandingkan 2020, tapi masih sangat jauh dibandingkan 2019 sebelum pandemi,\" terangnya.

Untuk komponen utama pengeluaran seperti pengeluaran konsumsi rumah tangga, PMTB dan ekspor memberi andil yang besar bagi pertumbuhan yoy triwulan II-2021.

Meskipun secara level nilai ADHK belum kembali ke posisi normal, kecuali ekspor luar negeri yang sudah melebihi kondisi normal. \"Pengeluaran konsumsi rumah tangga ini meliputi di antaranya bansos dan pencairan gaji 13,\" ungkpanya.

Distribusi terbesar struktur PDRB dan pertumbuhan ekonomi menurut lapangan usaha dipegang oleh sektor industri pengolahan (41,15%), perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor (14,53%), dan pertanian (9,43%).

Pada triwulan II-2021 pertumbuhan didukung oleh hampir semua lapangan usaha kecuali kategori pertanian, kehutanan dan perikanan, serta jasa pendidikan. Semua lapangan usaha meningkat di triwulan II-2021, hanya jasa pendidikan dan pertanian yang menurn.

\"Pertanian mengalami pergeseran pila masa panen, sehingga mengalami penurunan di triwulan II-2021,\" jelasnya.

Ia menambahkan, selama masa PPKM Darurat, mobilitas masyarakat menurun cukup drastis. Sebelum PPKM Darurat, ada 45,57% masyarakat yang melakukan perjalanan lebih dari 4 kali dalam seminggu, turun menjadi 13,97% pada saat PPKM Darurat.

Hal ini menjadi tantangan tersendiri yang harus dihadapi di triwulan III-2021. Begitupun dalam mewujudkan herd immunity.

Masih ada sebagian masyarakat yang belum melakukan vaksinasi karena khawatir dengan efek samping atau tidak percaya efektivitas vaksin. \"17% dari responden yang belum melakukan vaksin mengaku khawatir akan efek samping vaksin dan tidak percaya efektivitasnya, ini juga menjadi satu tantangan yang harus dihadapi bersama dalam mewujudkan herd immunity di masyarakat,\" pungkasnya.

Tags :
Kategori :

Terkait