Disdik Bubarkan LPI Tingkat SMP

Rabu 11-09-2013,09:28 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

CIREBON - Liga Pendidikan Indonesia (LPI) Kota Cirebon 2013 tingkat SMP bubar di tengah jalan. Hal itu akibat tidak adanya titik temu untuk meyelesaikan konflik antara tim sepak bola SMPN 2 Kota Cirebon dengan 14 kontestan lainnya. Padahal, konflik sudah dimediasi oleh Disdik Kota Cirebon yang diwakili Drs C Edi Supriyadi MPd (Sekdisdik Kota Cirebon). Kepala UPTD PORS Disdik Kota Cirebon Odik SPd MPd menjelaskan, pertemuan digelar kemarin dengan hasil tanpa solusi positif. Menurutnya, kedua belah pihak bersikeras pada pendirian masing-masing. SMPN 2 tidak akan berhenti menuntut haknya untuk diikutsertakan di kompetisi. Sementara ke-14 kontestan mengancam mogok bertanding jika SMPN 2 diikutsertakan. “Makanya, disdik memutuskan untuk membatalkan kompetisi LPI tingkat SMP. Lalu, keputusan tersebut disepakati semua pihak,\" kata Odik. Konflik tersebut berawal dari sikap SMPN 4 Kota Cirebon yang kontroversial saat technical meeting LPI di kantor UPTD PORS, 31 Agustus lalu. SMPN 4 mengusulkan agar panitia mendiskualifikasi SMPN 2 karena melanggar peraturan di kompetisi LPI setahun sebelumnya. Saat itu, SMPN 2 menggunakan pemain yang tidak memenuhi persyaratan administrasi. “Usulan mendiskualifikasi SMPN 2 sudah disepakati sebagian besar peserta saat technical meeting,\" jelas Sekretaris Panitia LPI 2013, Deden Hermawan. Di LPI 2012, lanjut Deden, salah satu pemain SMPN 2 tidak memenuhi persyaratan kompetisi, yakni memainkan siswa pindahan dari sekolah lain yang belum genap enam bulan masa kepindahannya. \"Kebetulan di final tahun lalu SMPN 2 bertanding dengan SMPN 4. Mengetahui pelanggaran yang dilakukan SMPN 2, SMPN 4 menolak bertanding. Akhirnya, dibuatlah kesepakatan kedua sekolah tersebut dengan panitia LPI 2012,\" tuturnya. Kesepakatan tersebut dibuktikan dengan adanya Surat Keputusan (SK) LPI 2012 bernomor: 003/Pan LPI-III/2012 tertanggal 30 April 2012, ditandatangani oleh Heru Maruto dari piahk SMPN 2, Atep Kosasih dari SMPN 4, dan Ketua Panitia LPI 2012 Naya Mardaiwan. Surat itu memutuskan dua hal, yakni memberikan kemenangan juara satu kepada SMPN 4 dengan memeroleh hak atas piala bergilir dan tetap serta imbalan prestasi, lalu memberikan hak kepada SMPN 2 untuk mewakili Kota Cirebon di LPI tingkat wilayah. \"Dalam kesepakatan tersebut tidak tercantum soal sanksi. Apalagi sampai mendiskualifikasi salah satu pihak di kompetisi berikutnya (LPI tahun 2013, red),\" terang Deden. Sayangnya, pada saat technical meeting LPI 2013, tidak ada yang bisa membuktikan keberadaan surat kesepakatan tersebut. “Sementara tuntutan SMPN 4 senada dengan ke-14 peserta lainnya. Seluruh peserta akan mundur dari kompetisi jika SMPN 2 tetap diikutsertakan,\" jelas Deden. Demi menyelamatkan kompetisi, akhirnya berdasarkan kesepakatan ke-14 peserta LPI 2013 tingkat SMP, panitia LPI 2013 tidak mengikutsertakan SMPN 2. \"Kompetisi sudah berjalan setengah putaran ketika surat keputusan LPI 2012 itu muncul. SMPN 2 menuntut haknya, memprotes keputusan panitia yang disepakati saat technical meeting. Akhirnya panitia melimpahkan protes itu ke Disdik Kota Cirebon. Sayang, kompetisi yang sudah berjalan tidak bisa diselamatkan,\" sesal Deden. (ttr)

Tags :
Kategori :

Terkait