KEMENTERIAN Perdagangan (Kemendag) mendorong transformasi perdagangan seiring dengan pengaruh perkembangan teknologi. Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga mengatakan, setidaknya tersapat tiga bentuk transformasi perdagangan. “Menciptakan produk-produk perdagangan digital baru, menciptakan mekanisme perdagangan baru, memberikan fasilitas atas pola mekanisme perdagangan lama,” ujarnya dalam keterangannya, Jumat (3/9).
Jerry memaparkan, dalam hal menciptakan produk perdagangan digital, sebut saja mata uang digital crypto yang di Indonesia sendiri ditempatkan sebagai asset digital. Menurutnya, konsep crypto dan blockchain akan memberikan pengaruh luas dan intensif dalam berbagai sektor, bahkan dalam konteks ekonomi makro.
Sebab menurutnya, crypto akan mengubah pola-pola pengaturan ekonomi perdagangan lama dari berbasis otoritas negara menjadi otoritas pasar dan komunitas. Oleh karena itu, Pemerintah merasa perlu untuk memberikan perhatian lebih pada crypto sehingga otoritas dan ketahanan ekonomi negara bias terjamin.
“Prinsipnya crypto harus teratur dan terlembaga dan harus di bawah pengaturan negara. Jadi dinamika dan dampaknya bias dikelola dengan baik,” tuturnya.
Pengaruh teknologi kedua, lanjutnya, dalam membentuk mekanisme perdagangan baru. Ia memberikan contoh perdagangan online melalui berbagai platform. Dengan teknologi informasi, perdagangan bisa dilakukan tanpa harus ada pertemuan pembeli dan penjual dalam suatu tempat.
“Ini berdampak pada proses transaksi, pergudangan dan logistik serta pengiriman. Dalam masa pandemi, hal ini sangat berguna karena dianggap sebagai solusi keterbatasan interaksi yang harus dilakukan pada saat harus melakukan aktivitas ekonomi dan perdagangan,” ungkapnya.
Menurut data, perdagangan secara online meningkat pesat sepanjang pandemi covid-19. Menurut kajian penelitian yang dilakukan oleh United Nations Conference on Trade and Development (UNCTAD), pada tahun 2020 perdagangan online sudah mencapai seperlima dari perdagangan retail di dunia. Ke depan, perdagangan online akan terus meningkat dan membentuk budaya baru dalam transaksi dan proses konsumsi masyarakat.
Terakhir, terkait teknologi juga memberikan pengaruh dalam perdagangan dalam hal memberikan fasilitasi pola-pola interaksi dan transaksi yang dilakukan oleh perdagangan lama. “Ini misalnya terjadi dalam hal pembayaran yang bisa dilakukan secara digital. Demikian pula dengan proses pengiriman dan pergudangan, sudah mulai difasilitasi pengaturan dan monitoringnya dengan teknologi informasi,” imbuhnya.
Jerri mengatakan, pemerintah harus mengoptimalkan manfaat teknologi pada ketiga segmen tersebut. Ini penting agar perdagangan Indonesia bisa berlangsung secara efesien dan berdaya saing serta menciptakan peluang-peluang baru.
“Jadi kita harus memaksimalkan dalam menciptakan produk digital baru maupun dalam hal mengoptimalkan pola perdagangan lama dengan teknologi. Dengan demikian sector perdagangan akan memberikan kontribusi dalam menciptakan ekonomi yang berdaya saing dan makin optimal manfaatnya bagi masyarakat,” pungkasnya.(jp)