CALIFORNIA – Perusahaan teknologi asal Amerika Serikat, Google dikabarkan telah mengunci sementara sejumlah akun email pemerintah Afganistan, guna mengatasi kekhawatiran jejak digital yang ditinggalkan mantan pejabat pemerintahan.
Mengutip dari jppn.com, Google tengah melakukan pemantauan terkait situasi di Afghanistan, sembari mengambil langkah sementara untuk mengamankan akun-akun yang relevan.
Salah seorang mantan pegawai pemerintahan menyatakan Taliban berupaya mengambil akun email mantan pejabat.
Narasumber yang dirahasiakan itu pada bulan lalu menyatakan Taliban memintanya untuk menjaga data yang disimpan di kementerian tempat dia bekerja dahulu.
Sejak pemerintahan Afganistan jatuh ke tangan Taliban, muncul kekhawatiran basis data biometrik mungkin dieksploitasi untuk mencari musuh mereka.
Rekam jejak surat-menyurat yang tersedia secara publik menunjukkan puluhan lembaga pemerintahan Afghanistan menggunakan server milik Google untuk surat elektronik resmi, antara lain Kementerian Keuangan, Industri, Pendidikan Tinggi, dan Pertambangan.
Protokol presidensial Afganistan juga menggunakan Google, begitu juga sejumlah pemerintah lokal.
Menguasai pangkalan data dan email pemerintah dapat mengungkapkan informasi tentang para pegawai di pemerintahan sebelumnya, mantan menteri, kontraktor pemerintah, suku yang menjadi sekutu sampai mitra asing.
Rekam jejak publik juga menunjukkan sejumlah lembaga pemerintahan menggunakan layanan email dari Microsoft Corp. (*)
Baca juga: