Perantau Tidak Mudik, TPS Sepi

Senin 16-09-2013,13:36 WIB
Reporter : Dedi Darmawan
Editor : Dedi Darmawan

KUNINGAN- Setiap ada pemilu baik itu pilbup, pilgub, pileg dan pilpres, masalah yang paling kentara di Kuningan adalah banyaknya golput. Hal ini tidak lepas dengan banyaknya warga Kuningan yang merantau di kota-kota besar. Meski KPU sudah melakukan sosialiasasi, namun hasilnya tetap nihil. Warga Kuningan yang merantau tampaknya lebih mementingkan usaha. Bagi mereka, usaha lebih berarti dari pada menyalurkan hak pilih. “Setiap ada pemilu seperti ini, pada pilbup kali ini saja dari 258 pimilih, hanya 186 orang yang ada di kampung. Sisanya 72 orang merantau tidak pulang,” ucap Ketua KPPS di TPS 1 Desa Cijemit, Kecamtan Ciniru, Toni Suroso MPd, kemarin. Ia yakin, mereka mau datang asalkan diberikan tumpangan pulang pergi. Ini terbukti ketika adanya pelaksanaan pilkades. Para perantau pulang kalau salah satu calon menyediakan mobil jemputan. “Seharunya kalau mau menekan angka golput cara seperti ini bisa diadopsi,” jelasnya. Golput yang di TPS 3 Cijemit hanya 72 suara. Bandingkan dengan di TPS 4 Desa Walahar Cageur, Kecamatan Luragung, hampir 50 persen warganya tidak menyalurkan hak pilih. “Dari jumlah 400 lebih hak pilih, yang datang hanya 200 orang. Kami tidak bisa berbuat banyak karena itu hak mereka,” ucap Ketua KPPS, Ropandi. Banyak kasus golput menjadi perhatian Calon Wakil Bupati Kuningan Hj Elit Nurlitasari. Ia sendiri melakukan pemantauan di 10 TPS, ternyata jumlah perantau merata tidak pada datang. “Ini tentu merugikan, terlebih kalau perantau yang tidak datang berasal dari salah satu basis calon. Tentu harus jadi perhatian serius KPU,” ujar Elit. Soalnya uang yang dikeluarkan untuk mencetak surat suara cukup besar. Kalau tidak digunakan, kata Elit, tentu mubazir. Harusnya ada sistem jemputan seperti yang dilakukan pada pilkades. “Jujur kalau saya menang saya akan alokasikan dana untuk penjemputan. Saya yakin kalau disediakan mobil, mereka mau pulang terlebih pulang pergi,” tandas Elit. Sementara itu, Suyud salah seorang warga Kelurahan Cigadung, Kecamatan Cigugur, yang merantau ke Jakarta ketika dihubungi via telepon mengaku, alasannya tidak mudik karena memilih bekerja. Pekerjaan di kantor sangat banyak, sehingga perlu kerja ekstra. “Saya hanya berdoa agar pilbup Kuningan berjalan lancar. Bukan tidak ingin milih tapi tidak ada waktu,” sebut alumini Uniku ini. (mus)  

Tags :
Kategori :

Terkait