INDONESIA melalui PT. Nutricell Pacifik mengekspor produk obat hewan (Nutrifat Ca-84) sebanyak 28 Ton dengan nilai USD254.800 atau sekitar Rp3,6 milyar dengan tujuan Korea Selatan (Korsel). “Kami ucapkan selamat atas terealisasinya ekspor ini, berarti semua upaya selama ini oleh pihak perusahaan telah membuahkan hasil yang baik ” kata Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan, Nasrullah dalam keterangannya, dikutip Selasa (14/9).
Menurut Nasrullah, peningkatan ekspor ini sejalan dengan salah satu target Kementan dalam upaya peningkatan ekspor berbagai komoditas pertanian, melalui Gerakan Tiga Kali Lipat Ekspor Pertanian (GRATIEKS), dengan tema “Maju, Mandiri dan Modern”.
“Pada Program GRATIEKS kami targetkan pertumbuhan nilai ekspor peternakan pada tahun 2024 naik 300% menjadi 1,9 Milyar USD (Rp. 27 Trilyun) ke 100 Negara tujuan,” ujarnya.
Berdasarkan data Kementan, saat ini kinerja sektor peternakan juga tumbuh 7,07% dalam triwulan II 2021 (YoY) yang menyamai pertumbuhan ekonomi nasional 7,07%.
Kinerja dan rangkaian pelaksanaan kegiatan ekspor ini merupakan hadiah bagi insan peternakan dalam memperingati Bulan Bakti Peternakan dan Kesehatan Hewan Indonesia.
“Peningkatan nilai ekspor ini, membawa semangat bagi dunia usaha khususnya obat hewan di tanah air. Bukti nyata ini juga menunjukkan bahwa obat hewan, mempunyai kontribusi yang besar dalam peningkatan devisa negara,” tuturnya.
Plt. Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan Ditjen PKH Kementan, Makmun menambahkan, bahwa ekspor produk obat hewan bukanlah hal baru yang dilakukan Indonesia.
“Komoditas peternakan Indonesia seperti daging ayam olahan, sarang burung walet, pakan ternak, obat hewan, produk susu olahan, ternak babi, kambing dan domba hidup sampai ke produk larva kering hingga saat ini telah mampu menembus pasar internasional ke 97 Negara,” kata Makmun.
Berdasarkan data BPS, kinerja ekspor komoditas peternakan pada tahun 2021 periode bulan Januari-Juli tercatat mencapai 192.034 ton dengan nilai USD 807.587.385 atau setara Rp11,7 triliun.
“Jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2020 (YoY), di mana volume mencapai 175.022 ton dengan nilai sebesar USD 466.838.460, volume ekspor meningkat sebesar 9,72% dan nilai ekspor meningkat sebesar 72,9%,” terangnya.
Ini merupakan wujud keberhasilan dari Kementerian Pertanian dalam ekspor obat hewan dan diharapkan nantinya menjadi pemicu bagi perusahaan obat hewan lainnya, untuk melakukan ekspor-ekspor selanjutnya.
“Nutricell memiliki komitmen untuk menghadirkan produk obat hewan yang memenuhi standar kualitas global, yang meliputi kualitas produk, ketelusuran (traceability), standar keamanan pangan serta standar keberlangsungan (sustainability),” kata Sueadi Sunanto, CEO Nutricell.(fin)