CIREBON - Sedikitnya terdapat 7 tenaga kerja wanita (TKW) atau PMI asal Kabupaten Majalengka dan Cirebon yang kini berada di Irak. Mereka minta dipulangkan.
Mayoritas TKW itu mengaku sudah tidak tahan hidup di sana. Mulai dari konflik, ledakan bom hingga desingan peluru.
Tidak hanya itu, mereka juga sudah tidak tahan dengan perlakuan dan penyiksaan majikan. Berikut daftarnya.
Jamilah binti Mansyur
PMI asal Kabupaten Majalengka. Dalam pengakuannya, dia sudah tidak tahan dan ketakutan dengan dentuman bom.
“Saya bekerja di Irak. Saya di sini ketakutan karena terdengar suara bom dan tembakan beberapa kali,” kata Jamilah.
Muniri binti Rasyidul Karim
PMI asal Kabupaten Cirebon itu berada di Erbil, Irak.
Dia bersedia berangkat ke sana karena iming-iming gaji besar dan bonus.
Namun, kenyataannya tidak demikian. Di Erbil, dia malah sering disiksa majikan. Tidak hanya itu, pekerjannya juga sangat beras dan nyaris tidak ada libur.
Yuni Asih binti Suryadi
Dalam pengakuannya yang direkam dalam sebuah video, Yuni mengaku tidak sanggup lagi tinggal di Irak. “Saya dicubit, saya digundulin, dan saya ditusuk garpu,” ucap Yuni.
“Saya minta tolong, saya pengen pulang. Saya pengen pulang, pak. Saya minta tolong bantuan bapak,” ungkapnya.
Anggi
TKW asal Cirebon ini, juga mengaku sudah sangat ketakutan tinggal di Irak.
“Saya mau meminta tolong kepada Bapak Presiden Jokowi, gubernur, bupati agar bisa memulangkan aku dari negara Irak ini,” ungkapnya.
Anggi mengatakan, beberapa Pekerja Migran Indonesia (PMI) sudah pernah mengadu ke KBRI. Namun tidak ditanggapi. (yud/one/pojoksatu)
Baca juga:
- Pengakuan Calon Kepala Sekolah di Kabupaten Cirebon, Beres Diklat, Dihubungi, Diminta Setoran
- Besok Bioskop di Kota Cirebon Kembali Buka, Wajib Pakai Peduli Lindungi
- Berani Supah Pocong, Ayah Taqy Malik Bantah Main Belakang ke Istrinya