Carita, Pengusaha Air Baku, Selalu Memakai Isuzu

Jumat 24-09-2021,13:00 WIB
Reporter : Leni Indarti Hasyim
Editor : Leni Indarti Hasyim

CIREBON – Menghadapi situasi pandemi Covid-19, pelaku usaha angkutan atau distribusi, harus pandai menerapkan strategi bisnis. Agar usahanya tetap lancar, Carita (50), warga Desa Orimalang, Kecamatan Jamblang, Kabupaten Cirebon, pengusaha di sektor distributor air baku untuk pengisian depot air minum isi ulang, selalu mengutamakan konsumsi bahan bakar.

Bos PT Mahameru Jaya Gemilang yang memulai usahanya sejak tahun 2007 ini, tak ragu-ragu memilih truk dari brand Isuzu. “Truk pertama saya adalah Isuzu Macan,” katanya, membuka cerita. “Harganya bisa berselisih sekitar Rp50 jutaan dari merek dan tipe sejenis,” jelasnya.

Karena usaha yang dirintisnya itu cukup prospektif, tahun 2009, ayah lima anak dan tiga orang cucu ini pun menambah armadanya dengan dua unit Isuzu ELF. Pilihannya ini didasari pengalaman menggunakan Isuzu Macan yang irit bahan bakar (solar).

Puas dengan kinerja brand Isuzu, tahun 2016, saat memutuskan peremajaan armadanya, dia memborong lima unit Isuzu ELF sekaligus. “Kalau ditotal, dari awal saya punya mobil sendiri sampai sekarang, sudah memakai 12 unit armada merek Isuzu. Bahkan, saya sekarang lagi pesan lagi dua unit, tinggal nunggu PO dari dilernya,” ujar Carita, Kamis (23/9).

Di era pandemi Covid-19, usahanya diakui tidak terpengaruh. Siklus usahanya agak menurun justru saat memasuki musim hujan. Karena, pesanan kiriman air ke depot isi air ulang berkurang.

Biasanya, pada musim kemarau, ritase pengiriman air ke depot isi ulang mencapai enam rit per hari, untuk jangkauan wilayah III Cirebon. Kalau musim hujan, durasi pengiriman air berkurang menjadi empat rit per hari.

Saat berkurangnya permintaan pengiriman air, tentu berkurang pula penghasilan, terutama untuk para sopir. Beruntung, karena memakai armada Isuzu, kekurangan itu menjadi tidak terasa karena cost untuk bahan bakar solar bisa mensubsidi pendapatan sopir-sopirnya.

2

Untuk jarak tempuh 100 kilometer, dia memperkirakan, konsumsi solarnya lebih irit sekitar Rp4 ribuan, atau hampir satu liter solar. Kalau dalam sehari sopir tersebut bisa ngirim sampai lima rit, berarti ada efisiensi sebesar Rp20 ribu.

“Kalau dihitung-hitung, uang pembelian solar itu bisa dihemat hingga Rp600 ribu. Lumayan kan buat tambahan uang makan sopir-sopir saya,” katanya, dalam logat Cirebonan.

Selain lebih irit, Isuzu ELF juga memiliki tenaga istimewa. Menurut sopir-sopirnya, tenaga yang istimewa itu dirasakan ketika mobil melalap tanjangan dengan kemiringan yang cukup tajam. “Dengan muatan air penuh, laju mobil tetap stabil dengan posisi  persneling gigi dua,” katanya.

Perawatan untuk armada bisnisnya itu diakui tidak memberatkan. Suku cadang mudah diperoleh di Kota Cirebon. Armada barunya yang baru dibeli setahun yang lalu, belum pernah ganti spare part.

Soal layanan after sales Isuzu di Cirebon juga dinilai memuaskan. Pengalaman ini dirasakan ketika salah satu armadanya mogok saat pulang dari pengiriman air isi ulang. Cukup mengirim posisi armadanya yang sedang bermasalah ke Bengkel Isuzu Berjalan (BIB), tidak memakan waktu lama bantuan teknis dari BIB Cirebon langsung datang dan mengatasi permasalahan armadanya. (azs/adv)

Tags :
Kategori :

Terkait