CIREBON- Sebanyak 116 mahasiswa/i Sekolah Tinggi Agama Islam Ma\'had Ali (STAIMA) Cirebon melaksanakan wisuda angkatan ke-XVI di Hotel Patra, Jalan Tuparev, Kamis pagi ini (30/9). Prosesi pengukuhan gelar sarjana terselenggara dengan menerapkan protokol kesehatan (prokes) yang ketat.
Kursi antar lulusan disusun berjarak. Masing-masing dari mereka juga tak boleh melepas masker selama acara berlangsung. Memperoleh gelar sarjana di situasi pandemi Covid-19 menjadi tantangan tersendiri para wisudawan. Selain melaksanakan belajar tatap muka di kampus, mereka sempat melalui perkuliahan secara daring.
Ketua STAIMA Dr H Syarif Abubakar MSi melalui Pembantu Ketua Bidang Akademik Nuhbatul Manhub berpesan kepada lulusan untuk bisa mengamalkan ilmu yang diperoleh selama di bangku perkuliahan dengan baik. Sesuai bidang yang dipelajari. Sehingga bisa menjunjung tinggi nama almamater yang berlokasi di Jalan KH Masduqi Aly, Desa Babakan, Kecamatan Ciwaringin, Kabupaten Cirebon, itu.
Ketua bidang akademik perguruan tinggi yang berlatarbelakang pesantren itu juga berpesan kepada lulusan untuk tetap menghormati orang tua dalam keadaan/kesempatan apapun. Sesuai norma yang diperoleh selama menempuh pendidikan di STAIMA. Yang mendidik mereka menjadi orang yang professional, berkarakter, dan mampu menempatkan diri sesuai disiplin ilmu yang diemban.
“STAIMA itu kan perguruan tinggi yang berlatarbelakang pesantren. Santri itu senantiasa berdaya, berkembang. Santri dalam perjalanannya tidak pernah diragukan,\" terangnya.
Kampus yang berdiri sejak tahun 1999 itu memiliki lima program studi. Yaitu Pendidikan Agama Islam (PAI), Hukum Ekonomi Syariah (HESy), Perbankan Syarian (PBS), Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD), dan Hukum Keluarga Islam (AAS).
Di masing-masing prodi ada lima mahasiswa/i terbaik. Mereka adalah Rizqi Aulia (PAI), Endah Lestari (PIAUD), Siti Nurkholifah Fitriah (HESy), Ahmad Musthofa (AAS) dan Widya Astuti (PBS).
Di momen gladi bersih kemarin, Endah Lestari mengucapkan terima kasih kepada seluruh civitas STAIMA Ma\'had Ali Cirebon. Atas pelajaran serta ilmu yang diperoleh selama empat tahun menjadi mahasiswi. Dia mengaku tidak akan pernah lupa terhadap perguruan tinggi yang telah mengantarkannya menjadi sarjana. Serta membimbing ke arah lebih baik. Bukan hanya dalam bidang akademis. Tapi non akademis.
Menjadi salah satu mahasiswi terbaik bukan sesuatu yang instan. Sejak awal perkuliahan Endah serius mempelajari setiap disiplin ilmu yang dibekali dosen. Perempuan kelahiran Majalengka 24 tahun silam itu bersyukur atas segala capaian yang diraih selama duduk di bangku kuliah. \"Tentu ini akan menjadi bekal yang sangat bermanfaat bagi kehidupan saya di masa selanjutnya,\" ungkapnya, bangga. (ade/opl/adv)