Pelan-pelan, Rupiah Menguat Tipis 0,29 Persen Dibandingkan Pekan Lalu

Rabu 06-10-2021,00:00 WIB
Reporter : Leni Indarti Hasyim
Editor : Leni Indarti Hasyim

NILAI tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di pasar spot pada akhir transaksi hari ini, Senin (4/10/2021) sore, menguat 41 poin atau 0,29 persen ke level Rp14.266 per dolar AS, dibandingkan penutupan akhir pekan lalu yang berada di level Rp14.307 per dolar AS.

Begitu juga dengan kurs referensi Bank Indonesia (BI), Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), menempatkan rupiah di posisi Rp14.276 per dolar AS atau menguat dari Rp14.315 per dolar AS pada akhir pekan lalu.

Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi menilai rupiah berhasil menguat karena bursa saham Hong Kong menghentikan perdagangan saham raksasa properti China Evergrande. Hal ini membuat beberapa mata uang Asia menguat, termasuk rupiah.

“Tidak ada alasan yang diberikan untuk penangguhan yang memicu kembali kekhawatiran tentang kesengsaraan utang pengembang,” kata Ibrahim dalam riset hariannya, sore ini.

Selain itu, pelaku pasar juga masih menunggu kepastian dari bank sentral AS, The Federal Reserve mengenai isu tapering atau pengurangan likuiditas. Sementara di dalam negeri, rupiah menguat berkat kenaikan PMI Manufaktur ke level 52,2 pada September 2021.

Sementara dari dalam negeri, penguatan rupiah menurut Ibrahim, didukung oleh sentimen pasar atas pertumbuhan ekonomi RI pada kuartal ketiga yang akan positif, meski tidak sebesar kuartal kedua 2021 di angka 7,07 persen.

“Membaiknya data terlihat dari indikator aktivitas manufaktur Purchasing Managers Index (PMI) yang kembali menunjukkan arah pemulihan yang semakin kuat, yaitu sebesar 52,2 di bulan September 2021. Angka ini berarti aktivitas produksi manufaktur diekspektasi akan kembali di zona ekspansi (di atas 50) setelah dua bulan berada di level kontraksi (Juli 40,1 dan Agustus 43,7),” jelas Ibrahim.

2

Menurutnya, perbaikan aktivitas sisi produksi terjadi sangat cepat. Ini sejalan dengan kemajuan pengendalian pandemi Covid-19 yang juga berjalan sangat cepat dan efektif.

“Tambahan kasus harian Covid-19 sudah menurun sangat signifikan dalam dua bulan terakhir, per 30 September telah sangat rendah yaitu 1.690 kasus per hari. Terkendalinya pandemi di Tanah Air seiring juga dengan vaksinasi yang mencapai 142,19 juta,” kata Ibrahim.

Kemajuan penanganan Covid-19 itu, kata Ibrahim, akan terus meningkatkan kepercayaan masyarakat dalam beraktivitas sejalan langkah Pemerintah untuk melakukan pembukaan bertahap (gradual reopening) secara hati-hati dengan menurunkan level PPKM Jawa-Bali.

Indikator sisi konsumsi juga menunjukkan tren yang sama, sudah meningkat sangat pesat. Laju pemulihan aktivitas konsumsi tercermin dari inflasi September yang tercatat 1,60 persen (yoy), meningkat tipis dari angka Agustus 1,59 persen (yoy). Inflasi September dipengaruhi oleh naiknya inflasi administered price seiring mobilitas masyarakat yang mulai meningkat.

Terkendalinya pandemi tidak lepas dari dukungan seluruh pihak, baik dalam menjaga mobilitas, beradaptasi dengan kenormalan baru, hingga menyukseskan vaksinasi. Pemerintah melalui APBN memegang peranan penting melalui program pengendalian pandemi dan pemulihan ekonomi nasional (PEN).

“Hingga kini, ketidakpastian akibat pandemi masih tinggi. APBN terus bersiaga dan tetap memiliki fleksibilitas sebagai instrumen kebijakan. Pemerintah terus mengambil langkah antisipatif dan mengambil langkah-langkah yang semakin efektif dalam pengendalian pandemi dan pemulihan ekonomi,” pungkas Ibrahim.

Sedangkan untuk perdagangan besok, mata uang rupiah kemungkinan  dibuka berfluktuatif namun  ditutup menguat  di rentang   Rp.14.250 – Rp.14.290 per dolar AS. (fin)

Tags :
Kategori :

Terkait