SEBUAH tempat yang dinamai Huludayeuh menjadi awal mula keberadaan Desa Sindang Jawa, Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon. Tempat ini juga disebut Banjar Melati atau Banjar Patoman.
Lokasi Huludayeuh sendiri cukup mudah dijangkau dari jalan utama Kecamatan Dukupuntang. Berdekatan dengan sungai yang dipenuhi batu-batu besar.
Ditandai dengan sebuah musala tua dan pepohonan besar, di sinilah Desa Sindang Jawa bermula. Yang bila diartikan secara harfiah dapat disebut: Tempat orang Jawa mampir.
Keberadan Banjar Melati pada abad 16, tidak terlepas dari seorang Resi bernama Pandunata. Dia memiliki seorang putri bernama Nyi Mas Indang Larasakti.
Yang kemudian mendirikan pedukuhan di sebelah utara Gunung Ciremai. Dinamai tempat itu sebagai Banjar Melati. Bajar berarti pekarangan dan melati berarti bunga putih yang harum.
Pedukuhan ini berada di bawah kekuasaan Kerajaan Galuh (Kawali) yang berafiliasi dengan Pakuan Pajajaran.
Di masa kepemimpinan Nyi Mas Indang Larasakti, datanglah utusan Kesultanan Cirebon dipimpin Ki Sura yang memiliki misi untuk syiar Islam.