CIREBON - Ahli Naskah Kuno, Muhamad Mukhtar Zaedin mengungkap terkait Sejarah Peteng. Dia menyebut, Sultan Matangaji tidak dibunuh Ki Muda. Ditegaskan pula, trah Sunan Gunung Jati tidak terputus.
Dalam pemaparannya, Muktar mengungkapkan, terkait peristiwa Sultan Matangaji dibunuh Ki Muda, sumber tertulisnya hingga saat ini belum jelas.
\"Yang bilang begitu ketika ditanya sumbernya, belum ada yang menunjukkan,\" tutur Mukhtar, kepada radarcirebon.com, Senin (18/10/2021).
Interpretasi dirinya, kejadian itu sengaja dibuat oleh kolonial untuk memperparah kondisi politik. Dengan melemahnya Cirebon, kekuasaan kolonial semakin langgeng.
Muktar juga mengulas terkait Matangaji yang dikabarkan tidak punya keturunan. Itu juga bagian dari propaganda pemerintah kolonial.
“Ketika seorang sultan tidak memiliki keturunan dan dibunuh Ki Muda, semakin memuat kondisi Cirebon karut-marut,” tuturnya.
Muktar menyebut, bersumber dari Naskah Keraton Kaprabonan yang pernah dicetak Perpusnas, disebutkan bahwa Matangaji dan Ki Muda adalah saudara. Kakak beradik tetapi beda ibu.
Dari sini menjadi jelas bahwa trah Sunan Gunung Jati tidak terputus.
Kemudian dari Naskah Keraton Kaprabonan, Mertasinga, dan Sejarah Peteng, seluruh sumber tertulis ini tidak ada yang menyebutkan bahwa Ki Muda membunuh Matangaji.
\"Kalau hal itu penting sebagai sejarah, penulis Babad pasti akan menuliskan atau meriwayatkan. Karena saya yakim, para penulis naskah ini independen, dan tidak mungkin melewatkan peristiwa penting itu,\" katanya.
Berita berlanjut di halaman berikutnya...
Baca juga:
- Mirip Adegan Film Action, Polisi Kejar-kejaran di Tol Cipali, Tangkap Pencuri Truk
- Buka Babon Silsilah, Raharjdo Djali: Lihat, Tidak Ada Nama Alexander Radjaningrat
- Ustad Ujang Bustomi Bikin Museum Dukun Santet, Berani Datang?