CIREBON - Nasi Jimat menjadi salah satu hidangan di prosesi Muludan Keraton Kanoman. Tak sembarang dibuat, sajian ini diyakini memiliki berkah tersendiri.
Panjang Jimat, memang sangat lekat kaitannya dengan Nasi Jimat ini. Istilah Jimat sendiri pada dasarnya adalah sebutan untuk nasi yang dalam prosesnya ketika menjadi gabah, dikupas satu-persatu setiap biji berasnya sambil melantunkan salawat kepada Nabi SAW.
Sementara istilah Panjang Jimat berasal dari kata Panjang: yakni sebuah piring pusaka berbentuk bundar besar pemberian seorang Pertapa suci bernama Sanghyang Bango dari Gunung Siangkup.
Juru Bicara Keraton Kanoman, Ratu Raja Arimbi Nurtina ST MHum menjelaskan, proses mengupas gabah ini dilakukan oleh rombongan Sindangkasih.
Kemudian disucikan atau dipesusi di Sumur Bandung dengan diiringi lantunan salawat oleh rombongan ibu-ibu yang suci (menjaga wudlu) dari hadas kecil dan hadas besar dan salah satunya adalah Perawan Sunti.
Nasi yang proses memasaknya diiringi salawat inilah yang disebut nasi jimat. Jimat yang dimaksud adalah salawat yang dipanjatkan kepada Baginda Gusti Kanjeng Rasulullah SAW.
Sebab, salawat inilah yang menjadi sebab syafa’at umat manusia ketika tiba hari pembalasan.
Berita berlanjut di halaman berikutnya...
Baca juga:
- Barisan Pawai Panjang Jimat yang Menggambarkan Kelahiran Nabi Muhammad, Ini Maknanya
- Mengharukan, Pesan Perpisahan Warga untuk Aipda Ambarita yang Mutasi: Seribu Kebaikan Terhapus Satu Kesalahan