Produksi Blok Cepu Turun Bikin Lifting Migas Belum Capai Target

Kamis 21-10-2021,03:00 WIB
Reporter : Leni Indarti Hasyim
Editor : Leni Indarti Hasyim

PENURUNAN angka produksi di Blok Cepu disebut menjadi salah satu penyebab belum tercapainya target lifting migas hingga Kuartal III-2021. Sebagaimana diketahui, SKK Migas memiliki target produksi sebesar 1,712 juta Barel Equivalent Oil Per Day (BOEPD). Sementara hingga September 2021, lifting migas baru mencapai 1.640 BOEPD atau 96 persen dari target.

Hal itu disampaikan oleh Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Migas (SKK Migas) Dwi Soetjipto dalam konferensi pers virtual kinerja sektor hulu migas pada Kuartal III-2021, Selasa (19/10/2021).

Dwi Soetjipto menjelaskan, jumlah tersebut terdiri dari lifting minyak sebesar 661 ribu BOPD atau sekitar 93,8 persen dari target 705 ribu bopd dan gas sebesar 5.481 million standard cubic feet per day (MMSCFD) atau 97,2 persen dari target 5.638 MMSCFD.

“(Blok) Cepu memang kita menghadapi kondisi dimana titik puncaknya sudah mulai ada penurunan karena mulai muncul air di sana, sehingga produksinya menurun,” kata Dwi.

Ia mengungkapkan, untuk mengatasi hal itu SKK Migas disebutnya telah mendapatkan persetujuan dari Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) untuk melakukan pengeboran 5 sumur infield dan 2 sumur tambahan. Hal itu sebagai upaya menahan laju penurunan serta peningkatan produksi di 2022.

Tantangan lainnya, ungkap Dwi, yaitu Pertamina Hulu Rokan (PHR) yang hingga kini masih harus mengejar peningkatan produksi. Hal itu disebabkan Chevron Pacific Indonesia (CPI) pada akhir masa kelolanya tidak lagi melakukan pengeboran.

“Masih cukup struggle untuk bisa menutup dari tidak melakukan pengeboran sama sekali di tahun sebelumnya, namun kita lihat titik-titiknya sudah mendatar,” ungkapnya.

Sejumlah upaya disebut Dwi Soetjipto mengatakan optimasi telah dilakukan dalam proses produksi dengan me-manage penurunan produksi, penambahan kegiatan pemboran dan workover sumur, penerapan teknologi untuk produksi, pengurasan stok dan crashed program yang seluruhnya diprediksi berkontribusi sekitar 7,4 ribu BOPD.

Ia juga mengungkap, salah satu upaya mengejar produksi yakni dengan menggenjot investasi. Dwi mengungkap, hingga saat ini tercatat sudah ada 12 proyek migas yang onstream dari total rencana 15 proyek. Kehadiran 12 proyek ini pun mendorong tambahan investasi sebesar USD 1,5 miliar. SKK Migas menurutnya sudah menargetkan, tambahan investasi sebesar USD 2,92 miliar dari 15 proyek tersebut.

“Hingga akhir tahun 2021, lifting diperkirakan bakal mencapai 665 ribu bopd atau 94 persen dari target 705 ribu BOPD. Sementara itu, salur gas diprediksi bakal mencapai sekitar 5.529 MMSCFD atau setara 98 persen dari target sebesar 5.638 MMSCFD,” pungkasnya. (git/fin)

Tags :
Kategori :

Terkait