Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat diprediksi akan melemah di awal pekan ini, tertekan pernyataan Gubernur The Fed Jerome Powell yang menyatakan bahwa The Federal Reserve masih dalam jalur pengurangan stimulus.
Mengutip data Bloomberg, Senin (25/10/2021) pukul 09.13 WIB, kurs rupiah diperdagangkan pada level Rp14.180 per dolar AS, melemah 58 poin atau 0,41 persen apabila dibandingkan dengan posisi penutupan pasar spot pada Jumat (22/10/2021) di level Rp14.122 per dolar AS.
Pengamat pasar keuangan, Ariston Tjendra mengatakan nilai tukar rupiah mungkin masih berpeluang melemah dengan pernyataan Jerome Powell di Jumat malam pada acara konferensi online bahwa The Fed masih dalam jalur pengurangan stimulus.
“Rencana tapering ini bisa mendorong penguatan dolar AS dan menekan nilai tukar lainnya,” kata Ariston dalam keterangan hasil risetnya, Senin pagi.
Selain itu kekhawatiran pelaku pasar terhadap hyperinflasi di dunia yang dipicu kenaikan harga energi dan kasus Covid-19 global yang masih tinggi, bisa menahan laju pertumbuhan ekonomi. Kondisi ini juga bisa menjadi pendorong pelemahan nilai tukar rupiah dan aset berisiko lainnya.
“Hari ini nilai tukar rupiah berpotensi melemah ke kisaran Rp14.160 dengan potensi support di kisaran Rp14.100 per dolar AS,” pungkas Ariston. (fin)