Duh…Indonesia Terancam Gelombang Ketiga Covid-19 Hingga Lonjakan Inflasi

Kamis 28-10-2021,09:00 WIB
Reporter : Leni Indarti Hasyim
Editor : Leni Indarti Hasyim

TIDAK berlebihan rasanya jika Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan kepada jajarannya dan juga masyarakat bahwa protokol kesehatan yang ketat harus tetap dilakukan, demi menjaga Indonesia tidak masuk ke gelombang ketiga penyebaran Covid-19.

Petuah Jokowi itu diamini pula oleh Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) yang mengungkap ada sejumlah ancaman bagi perekonomian Indonesia, salah satunya adalah gelombang ketiga Covid-19 hingga lonjakan inflasi akibat terganggunya rantai pasok.

“Pemulihan ekonomi dunia terus berlanjut meskipun menghadapi risiko gelombang baru covid-19, dan risiko global supply disruption, perubahan delta menjadi mutasi lain sebagai faktor risiko terbesar di tengah distribusi vaksin,” ungkap Ketua KSSK sekaligus Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam konferensi pers virtual, Rabu (27/10/2021).

Sri Mulyani mengatakan, beberapa negara saat ini masih berjibaku menghadapi ganasnya varian delta. Mulai Eropa, Singapura, Vietnam hingga China yang baru saja mengumumkan kembali adanya pengetatan mobilitas masyarakat.

Sementara itu persoalan rantai pasok global yang dipicu oleh adanya krisis energi juga menjadi perhatian banyak negara. Efeknya akan terlihat pada lonjakan inflasi. Seperti Amerika Serikat yang mengalami inflasi hingga 5 persen.

“Ini tinggi untuk ukuran ekonomi AS. Uni Eropa juga mengalami tren yang sama,” ungkap Sri Mulyani.

Bendahara negara itu juga mengungkap, Lembaga Internasional seperti IMF dan OECD menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi global di tahun 2021. Di mana masing-masing kini memperkirakan 5,9 persen dan 5,7 persen.

2

“Permasalahan supply lebih panjang dan masih tinggi ketidakpastian perkembangan covid – 19 yang sekarang meningkat di berbagai belahan dunia telah mendorong OECD dan IMF memangkas estimasi pertumbuhan ekonomi dunia di 2021,” pungkas Sri Mulyani. (git/fin)

Petuah Jokowi itu diamini pula oleh Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) yang mengungkap ada sejumlah ancaman bagi perekonomian Indonesia, salah satunya adalah gelombang ketiga Covid-19 hingga lonjakan inflasi akibat terganggunya rantai pasok.

“Pemulihan ekonomi dunia terus berlanjut meskipun menghadapi risiko gelombang baru covid-19, dan risiko global supply disruption, perubahan delta menjadi mutasi lain sebagai faktor risiko terbesar di tengah distribusi vaksin,” ungkap Ketua KSSK sekaligus Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam konferensi pers virtual, Rabu (27/10/2021).

Sri Mulyani mengatakan, beberapa negara saat ini masih berjibaku menghadapi ganasnya varian delta. Mulai Eropa, Singapura, Vietnam hingga China yang baru saja mengumumkan kembali adanya pengetatan mobilitas masyarakat.

Sementara itu persoalan rantai pasok global yang dipicu oleh adanya krisis energi juga menjadi perhatian banyak negara. Efeknya akan terlihat pada lonjakan inflasi. Seperti Amerika Serikat yang mengalami inflasi hingga 5 persen.

“Ini tinggi untuk ukuran ekonomi AS. Uni Eropa juga mengalami tren yang sama,” ungkap Sri Mulyani.

Bendahara negara itu juga mengungkap, Lembaga Internasional seperti IMF dan OECD menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi global di tahun 2021. Di mana masing-masing kini memperkirakan 5,9 persen dan 5,7 persen.

“Permasalahan supply lebih panjang dan masih tinggi ketidakpastian perkembangan covid – 19 yang sekarang meningkat di berbagai belahan dunia telah mendorong OECD dan IMF memangkas estimasi pertumbuhan ekonomi dunia di 2021,” pungkas Sri Mulyani. (fin)

Tags :
Kategori :

Terkait