HARGA emas menguat, Kamis, karena permintaan aset safe-haven terangkat oleh depresiasi dolar dan data yang menunjukkan ekonomi Amerika (AS) tumbuh pada laju paling lambat dalam lebih dari setahun.
Harga emas di pasar spot naik 0,3 persen menjadi USD1.801,43 per ounce pada pukul 01.05 WIB, demikian mengutip laporan Reuters, di Bengaluru, Kamis (28/10/2021) atau Jumat (29/10/2021) dini hari WIB. Sementara, emas berjangka Amerika Serikat ditutup meningkat 0,2 persen menjadi USD1.802,6 per ounce.
“Pertumbuhan ekonomi melambat di Amerika dan itu akan mendukung pasar emas dalam perspektif bahwa Federal Reserve bakal menahan diri untuk tidak buru-buru mengurangi pembelian aset atau prospek suku bunga yang lebih tinggi akan dibatasi,” kata David Meger, Direktur High Ridge Futures.
Produk domestik bruto Amerika tumbuh pada tingkat tahunan 2,0 persen di kuartal terakhir, karena kebangkitan kasus Covid-19 semakin membebani rantai pasokan global, menyebabkan kekurangan barang, seperti mobil, yang menghambat belanja konsumen.
Indeks Dolar AS (Indeks DXY) turun 0,6 persen terhadap sekeranjang mata uang, terendah satu bulan, membuat emas lebih murah bagi pembeli yang menggunakan mata uang lain.
“Emas dianggap sebagai salah satu lindung nilai klasik terhadap tekanan inflasi merupakan faktor pendukung yang mendasari bagi pasar logam kuning bergerak positif, dan kami melihat harga emas dan perak bergerak lebih tinggi dalam beberapa minggu ke depan,” kata Meger.
Harga perak di pasar spot naik 0,1 persen menjadi USD24,07 per ounce.
Bank Sentral Eropa membiarkan kebijakannya tidak berubah, seperti diprediksi secara luas, pada Kamis.
Pasar sekarang fokus pada pertemuan Federal Reserve, 2-3 November, yang akan lebih penting bagi emas setelah komentar Chairman Jerome Powell baru-baru ini tentang pengurangan pembelian aset.
Platinum naik 1 persen menjadi USD1.020,97 per ounce. Paladium melonjak 1,5 persen menjadi USD1.992,81 per ounce. (fin)