Keluarga Pangeran Jayawikarta Minta Pemerintah Turun Tangan

Selasa 09-11-2021,14:00 WIB
Reporter : Leni Indarti Hasyim
Editor : Leni Indarti Hasyim

CIREBON - Keluarga besar keturunan Pangeran Jayawikarta kembali angkat bicara terkait polemik di Keraton Kasepuhan yang berkepanjangan. Mereka meminta pemerintah segera turun tangan menyelesaikan masalah tersebut. Supaya, permasalahan yang terjadi selama ini tidak sampai berlarut-larut.

Juru bicara keluarga besar keturunan Pangeran Jayawikarta, Pangeraan Oon Andiyono atau yang akrab di panggil Mama Oong, mengatakan, polemik perebutan tahta Keraton Kasepuhan harus disikapi dengan bijak. Semua pihak harus mengesampingkan egonya masing-masing.

Mama Oong menilai, penobatan Sultan Sepuh harus didasarkan pada pepakem atau aturan adat tradisi yang berlaku di keraton. Misalnya, sultan yang menjabat harus berasal dari trah keturunan Sunan Gunung Jati atau Syekh Syarif Hidayatullah. Selain itu, sultan juga harus diambil dari anak laki-laki tertua sultan, sehingga dinilai paling berhak atas tahta Keraton Kasepuhan.

“Menurut kami, pemerintah, baik pemerintah daerah, pemerintah provinsi dan seterusnya, harus turun tangan. Misalnya dengan menggelar seminar atau bedah silsilah. Supaya jelas, siapa yang paling berhak menjadi sultan. Jangan sampai ketika ada korban dan bangunan keraton rusak, pemerintah baru bertindak. Masalahnya tidak akan selesai,” ungkap Pangeran Oong, didampingi sejumlah keluarga besar keturunan Pangeran Jayawikarta lainnya.

Disinggung terkait prosesi jumenengan yang dilakukan oleh Pangeran Wisnu Lesmana, putra almarhum Pangeran Ilen Seminingrat, pihaknya enggan menanggapi. Hanya saja, ia menegaskan bahwa sikap dari Pangeran Wisnu itu merupakan sikap pribadi, tidak mewakili Keluarga Besar Pangeran Jayawikarta.

“Sangat keliru kalau ada yang beranggapan kalau keluarga besar Pangeran Jayawikarta maupun Yayasan Sultan Sepuh IV Sultan Amir Sena mendukung salah satu pihak. Sesuai dengan AD/ART, yayasan didirikan untuk wadah keluarga besar dan untuk menjaga budaya adat dan tradisi. Maka dari itu, jika ada yang ingin menjadi sultan misalnya, harus dikaji dulu, apakah pantas atau tidak,” jelasnya.

Lebih lanjut ia menerangkan bahwa Pangeran Jayawikarta yang memiliki nama lain Pangeran Arya Kidul, merupakan adik dari Sultan Sepuh V Safiudin Matangaji. Pangeran Jayawikarta kemudian menurunkan keturunan hingga Raden Pakis Hadji Seminingrat. Pangeran Seminingrat kemudian memiliki tujuh anak. Salah satunya Pangeran Ilen Seminingrat yang sebelumnya sempat mencalonkan untuk menjadi Sultan Sepuh. Namun, pada Juli lalu, Pangeran Ilen menghembuskan napas yang terakhir, sebelum sempat jumenengan menjadi sultan.

2

“Maka dari itu, kita harus melihat lagi, siapa yang berhak menjadi sultan. Harus dilihat lagi ke atasnya,” kata Raden Ace, yang merupakan salah satu cucu dari Pangeran seminingrat.

Seperti diketahui, polemik perebutan tahta Keraton Kasepuhan telah berlangsung sejak pertengahan tahun 2020 lalu. Bahkan sebelumnya prosesi jumenengan telah dilakukan. Yang pertama oleh PRA Luqman Zulkaedin, yang dinobatkan sebagai Sultan Sepuh XV, pada 30 Agustus tahun 2020 lalu. PRA Luqman Zulkaedin merupakan putra dari Sultan Sepuh XIV, PRA Arief Natadiningrat, yang meninggal dunia karena sakit.  

Selanjutnya, prosesi jumenengan juga dilakukan oleh R Rahardjo Djali, pada Rabu, 18 Agustus 2021. Rahardjo menyatakan, dirinya sebagai Sultan Sepuh Keraton Kasepuhan dengan gelar Sultan Aloeda II.

Kemudian pada 21 Oktober lalu, Pangeran Wisnu Lesmana dikukuhkan menjadi Sultan Sepuh Jayawikarta III di kediaman keluarga Pangeran Muhammad Ilen Seminingrat di kampung Mandalangan. Dengan demikian, ada tiga orang yang mengklaim sebagai pemimipin tertinggi di Keraton Kasepuhan. (awr/opl)

Tags :
Kategori :

Terkait