KUNINGAN - Sebanyak 1.209 warga miskin yang menggantikan posisi penerima bantuan langsung sementara masyarakat (BLSM) yang tidak bisa dicairkan karena berbagai hal, belum bisa menikmati kompensasi dari kenaikan BBM. Pasalnya, data warga masih diproses oleh Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TN2PK). Apabila sudah selesai, kartu perlindungan sosial (KPS) segera diberikan kepada kantor pos untuk diberikan kepada warga. Setelah itu warga miskin bisa mengambil dana kompensasi di kantor pos. “Untuk yang mengganti kami belum bisa memprediksi kapan akan cair, tapi perkiraan sekitar awal November,” ujar Ketua Satgas BLSM Triono Siswanto, kepada Radar kemarin (27/9). Diterangkan dari jumlah 87.170 RTS (di luar yang diretur) pada tahap dua ini penyaluran hanya 84.963 atau mencapai 97,47 persen dengan jumlah dana yang terserap Rp25.488.900.000. Penyerapannya menurun dibanding pada tahap 1 sebesar Rp25.997.100.000 atau dengan jumlah persentase 98,05. Mengenai penyaluran, kata Triono, berjalan lancar karena pihak pos sudah menjadwal dan berkaca dari pengalaman sebelumnya. Keterlambatan pencairan untuk pengganti tidak terlepas dengan dilakukannya musyawarah di desa yang cukup alot karena menentukan siapa yang layak menjadi pengganti. “Laporan dari desa baru baru bulan Agustus akhir sehingga sedikit terlambat,” jelasnya. Triono memastikan, jumlah RTS yang akan memperoleh dana BLSM tidak akan berubah dari jumlah awal yakni 88.379 orang. Sebab, yang saat ini diusulkan bukan penambahan, namun pengganti yang diretur. Dijelaskan, KPS yang diretur karena alasan pindah rumah, orangnya meninggal hingga orang yang merasa mampu atau salah sasaran. Penggantian RTS dilakukan oleh Tim Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK). Mereka mendata ulang dan memusyawarahkan siapa yang layak memperoleh. Sejak digulirkan oleh pemerintah sebagai kompensasi kenaiakan BBM, BLSM banyak yang salah sasaran. Bahkan, banyak yang mampu memperoleh dana ini. Dengan banyak salah sasaran pihak BPS yang menjadi sorotan. Tapi, lembaga ini tidak mau disalahkan karena banyak warga yang tidak memberikan keterangan yang benar. Sekadar mengingatkan dari 88.379 penerima BLSM, Kecamatan Ciawigebang merupakan daerah yang jumlah penerima paling banyak dengan jumlah 7.132, disusul Kecamatan Darma 4.626. Sedangakan RTS paling sedikit adalah Cilebak dengan jumlah 1.291 RTS. (mus)
BLSM Tahap 2 Hanya Rp25 Miliar
Sabtu 28-09-2013,13:22 WIB
Editor : Dedi Darmawan
Kategori :