JAKARTA - Pandemi Covid-19 telah mendorong perubahan perilaku masyarakat ke arah yang serba digital. Perubahan perilaku tersebut sering disebut \"Less Contact Economy\", di mana teknologi digital berperan sentral untuk menunjang aktivitas masyarakat dan menghubungkan interaksi antar manusia.
“Pergeseran perilaku tersebut merupakan peluang untuk akselerasi transformasi digital di berbagai sektor bisnis sehingga dapat berkontribusi positif terhadap percepatan pemulihan ekonomi,” ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto saat menyampaikan keynote speech pada Pentas Inovasi Mahasiswa UKSW 2021 yang mengangkat tema “Berkarakter dan Berdaya Saing” secara virtual, Senin (22/11).
Penyelenggaraan acara tersebut merupakan rangkaian peringatan Dies Natalis Universitas Kristen Satya Wacana yang ke-65.
Berbagai studi menyatakan bahwa potensi ekonomi digital Indonesia masih terbuka lebar. Ke depan, industri berbasis teknologi dan digitalisasi diperkirakan akan menjadi engine of growth baru bagi masyarakat dunia yang tentunya membutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM) bertalenta dan technopreneur yang berdaya saing.
Hal ini mengindikasikan bahwa pengembangan SDM harus beriringan dengan pengembangan ekonomi digital.
Seiring dengan transformasi ekonomi tersebut dan semakin pesatnya perkembangan teknologi digital, Perguruan Tinggi sebagai penyedia SDM harus mampu menyeimbangkan dinamika perubahan di sektor industri, juga harus beradaptasi dari segi kurikulum untuk bisa menjawab tantangan pekerjaan ke depan.
Perguruan Tinggi memiliki peran penting dalam melahirkan generasi muda berkarakter dan berdaya saing tinggi yang nantinya akan menjadi game changer di tengah tantangan dan perubahan yang dihadapi masyarakat dunia saat ini.
Kemampuan adaptasi tinggi, kompetitif dan berjiwa entrepreneur merupakan prasyarat utama yang perlu dimiliki oleh generasi muda saat ini agar dapat menjadi job creator atau technopreneur.
Talenta-talenta dari perguruan tinggi yang berdaya saing akan sangat mendukung pengembangan dunia usaha.
Talenta tersebut nantinya juga akan memainkan peranan penting dalam proses transformasi ekonomi digital.
Melalui transformasi digital diproyeksikan akan tercipta tambahan pertumbuhan PDB hingga 1% per tahun, yang akan mampu mendukung terwujudnya 2,5 juta lapangan kerja tambahan, 600.000 talenta digital setiap tahun, 50% UMKM yang terdigitalisasi, 82,3% pengguna internet, serta 5.000 start-up baru. Potensi ini harus diimbangi dengan peningkatan produktivitas dan kualitas pendidikan dari Perguruan Tinggi.
Oleh karena itu, Pemerintah terus melanjutkan berbagai program dalam mendukung peningkatan kualitas SDM di era transformasi digital ini.
Salah satunya adalah Program Kartu Prakerja. Melalui program ini, Pemerintah mendorong agar masyarakat dapat meningkatkan kompetensinya dengan lebih mudah melalui berbagai jenis pelatihan yang tersedia.
Program Kartu Prakerja dirancang tidak hanya untuk skilling bagi para angkatan kerja baru, tetapi juga upskilling dan reskilling bagi para angkatan kerja lama yang saat ini aktif bekerja di industri.
Program Kartu Prakerja juga diharapkan dapat meningkatkan keterampilan masyarakat untuk berwirausaha.