KUNINGAN - Penertiban motor pelajar yang belum memiliki surat izin mengemudi (SIM) oleh kepolisian, sangat diapresiasi Organda Kuningan. “Saya apresiasi tindakan itu. Terima kasih kepolisian. Penertiban motor pelajar tanpa SIM mulai berpengaruh positif terhadap angkutan,” ungkap Kabid Sarana Angkutan Organda Kuningan, Toto Krismadianto, Kamis (3/10), kepada Radar. Ia berharap besar, kepolisian terus menilang motor pelajar tanpa SIM. Siapa pun bisa melihat mayoritas pelajar berusia di bawah 17 tahun di hampir setiap sekolah kini sudah membawa motor. Tapi sejauh ini, kondisi pelanggaran itu seolah dibiarkan. “SIM diperuntukkan bagi usia 17 tahun ke atas. Tapi banyak pelajar SMA dan SMP yang jelas belum 17 tahun, sudah membawa motor. Ini penting untuk ditindak. Apalagi banyak kecelakaan maut pengendara motor rata-rata berstatus pelajar,” kata pria yang akrab disapa Toto Tipung itu. Kebetulan Organda sendiri kini tengah mempersiapkan sistem angkutan yang lebih baik. Pengawasan Organda hingga Kelompok Kerja Sub Unit (KKSU) terhadap angkutan diperketat. Utamanya mengenai pengawasan kenyamanan dan keamanan penumpang. Pemantauan Organda lainnya, adalah terkait perilaku sopir dan kondektur. Seperti kejadian seringnya sopir mengonsumsi obat gogon. Persoalannya selama ini, tidak ada pihak yang memperingatkan bahaya penggunaan gogon oleh sopir bagi keselamatan penumpang. Sebab obat terlarang jenis gogon tidak masuk pidana. “Tapi sejak Organda memberikan teguran, penggunaan gogon oleh sopir maupun kondektur berkurang,” tukasnya. Toto pun membeberkan pemungsian kembali Jalan Lingkar Bayuning untuk angkutan elf, AKAP dan AKDP. Jadi angkutan jenis itu, tidak boleh lagi mengambil jalan lurus masuk Kadugede dai Sub Terminal Kadugede. Mereka harus mengambil jalur Jalan Lingkar Bayuning. “Terkecuali bus tiga perempat masih diperbolehkan masuk Jalan Kadugede dengan alasan belum terlalu kuat melewati tanjakan cukup tajam di Jalan Lingkar Bayuning. Sehingga rawan terjadi kecelakaan,” terang Toto. Ia pun meminta kepada aparat untuk menertibkan preman-preman di Sub Terminal Kadugede yang sering meresahkan. Menurut dia, preman-preman itulah yang seringkali memaksa sopir melanggar aturan. Selain itu, ia meminta elf maupun bus perempat yang dari arah Jalan Cirendang jangan dulu masuk jalan kota jika masih sore. Sebab rawan juga terjadi kecelakaan. “Ya agak malaman lah masuk ke kotanya. Kejadian itu, jelas dari kurang adanya pengawasan aparat,” kritik Toto.(tat)
Jalan Lingkar Bayuning Dibuka
Jumat 04-10-2013,16:48 WIB
Editor : Dedi Darmawan
Kategori :