Tren Selama Pandemi, Injectable Treatments di Area Mata dan Dahi

Minggu 05-12-2021,07:00 WIB
Reporter : Leni Indarti Hasyim
Editor : Leni Indarti Hasyim

SEIRING usia bertambah menua, pasti akan timbul kerutan pada kulit wajah. Namun, munculnya kerutan pada kulit wajah bisa diminimalkan dengan gaya hidup sehat sejak muda dan perawatan secara rutin. Nah, salah satu perawatan untuk mengatasi kerutan yang paling sering dilakukan para beauty enthusiast adalah Injectable Treatments.

Dalam talkshow Online #StepUpYourBeauty ZPT Aesthetic Summit 2021, dr. Lanny Juniarti, mengungkapkan, di dunia perawatan estetik, injectable treatments sebenarnya sudah menjadi tren beberapa tahun ke belakang. Bahkan, ini menjadi tren nomor 1 di dunia. Karena, perawatan kulit dengan suntikan membutuhkan waktu pemulihan yang singkat tapi hasilnya cepat terlihat.

Bahkan, di tengah pandemi pun tren suntik wajah ini tidak menyurut. Tapi, ada perubahan fokus wajah yang disuntik. Jika sebelum pandemi, titik wajah yang menjadi favorit untuk mendapatkan perawatan suntik adalah bagian lower face seperti dagu. Ketika pandemi, area mata dan dahi menjadi lebih diperhatikan.

Injectable dipilih paling banyak untuk menghilangkan kerutan, karena kita pakai masker karena yang terlihat bagian mata ke atas. Terutama area mata dan dahi, antara kedua alis. ini salah satu akibat dari pandemi,” ujar dr Lanny sebagaimana dikutip jawapos.com.

Lalu, apa saja jenis Injectable Treatments?

Menurut dr Lanny, kalau dilihat secara terminologi, Injectable Treatments berarti menyuntikkan sesuatu di bawah perawatan estettik. Suntik wajah itu bermacam-macam. Namun, ada 2 golongan besar. Pertama Botulinum Toxin, penyuntikan dengan tujuan merileksasikan otot.

Misalnya, munculnya dua garis seperti angka sebelas antara kedua alis. Saat otot berkontraksi maka akan muncul kerutan. Yang tadinya bersifat dinamis, lama-ama bisa menjadi statis. Disinilah injectable akan merilekskan otot.

2

Lalu kedua, menyuntikan bahan aktif dalam bentuk jel yang sering mengandung Hyaluronic acid. Dermafiller ini untuk mengisi kekosongan pada wajah.

“Ini beda dengan toxin. Bukan hanya karena proses aging tapi bisa juga (dilakukan) pada umur muda karena otonomi wajahnya itu kosong dan bisa dikoreksi dengan injeksi filler. Atau membentuk kontur wajah sehingga lebih ideal,” paparnya.

Efek Samping

Diakui dr Lanny, secara umum, tindakan perawatan estetik atau medical treatment memungkinkan terjadinya efek samping. Tapi yang perlu digarisbawahi, efek samping tersebut tidak selalu terjadi.

“Untuk itu, harus ditangani dokter yang tepat, sudah ikut pelatihan, maka efek samping ini bisa kita minimalkan,” terangnya.

Selain itu, guna meminimalisasi efek samping, biasanya dokter menanyakan obat yang sedang dikonsumsi pasien. Misalnya jika sedang minum obat pengencer darah akan harus diberhentikan dulu. Atau sedang minum vitamin, itu juga harus disetop dulu.

“Ini kan pake jarum, masuk ke kulit, sedangkan kulit kita ini jaringan pembuluh darahnya banyak, nah kemungkinan (efek samping) paling sering memar, karena ada pembuluh darah kecil yang kena. Tangan dokter pun harus terampil, makanya diperlukan dokter yang sudah terlatih,” tutupnya.(jpc)

Tags :
Kategori :

Terkait