Masuk Daftar Hitam AS, China Ngamuk: Manipulasi Politik dan Penindasan!

Sabtu 18-12-2021,04:00 WIB
Reporter : Leni Indarti Hasyim
Editor : Leni Indarti Hasyim

KEPUTUSAN Departemen Keuangan AS yang lagi-lagi memasukkan perusahaan dan institut China ke daftar hitam mendapat reaksi keras dari Beijing, menyebut tuduhan bahwa mereka mengembangkan persenjataan pengendali otak sama sekali tidak berdasar.

Kecaman Beijing datang setelah 34 entitas, termasuk Akademi Ilmu Kedokteran Militer China (AMMS), ditambahkan ke daftar hitam pada Rabu (15/12), melarang mereka membeli segala jenis teknologi AS.

Kedutaan Besar China di Washington, DC mengecam keputusan AS tersebut sebagai penindasan yang tidak beralasan dan bersumpah untuk mengambil semua tindakan untuk melindungi bisnis China.

\"Pengembangan bioteknologi China selalu untuk kesejahteraan umat manusia. Klaim dari pihak AS sama sekali tidak berdasar,” kata juru bicara Liu Pengyu dalam sebuah pernyataan pada hari Kamis, seperti dikutip dari Global Times, Jumat (17/12).

Pernyataan Liu datang untuk membalas tuduhan Menteri Perdagangan AS Gina Raimondo yang sebelumnya menuduh China mengembangkan bioteknologi untuk mendukung militer China dengan persenjataan kontrol otak.

Raimondo mengklaim bahwa Beijing menggunakan teknologi mutakhir untuk mengendalikan pikiran anggota kelompok etnis dan agama minoritas, merujuk pada Muslim Uighur di provinsi Xinjiang, China.

Tudingan itu tak lepas dari klaim AS dan sekutunya yang menuduh pemerintah China melanggar hak asasi manusia kelompok etnis tersebut. Yang terbaru bahkan Washington menyatakan boikot diplomatik terhadap Olimpiade Musim Dingin mendatang di China dengan mengutip dugaan “kejahatan terhadap kemanusiaan” di Xinjiang.

Beijing dengan tegas membantah tuduhan itu, bersikeras bahwa masalah internalnya telah digunakan oleh Barat untuk manipulasi politik.

Minggu ini, AS juga memberlakukan sanksi terhadap empat perusahaan obat China, yang menganggap mereka bertanggung jawab atas perdagangan fentanil dan obat terlarang lainnya ke AS.

Langkah itu juga mendapat penolakan cepat dari Beijing, dengan juru bicara kementerian luar negeri China mengecam sanksi tersebut sebagai \"tindakan yang salah\" dan mendesak Washington untuk \"mencari penyebab penyalahgunaan fentanil dari dalam\" negara itu.

Sebelum keputusan Rabu, daftar hitam AS sudah berisi lebih dari 260 perusahaan China, termasuk produsen smartphone populer Huawei.(rmol)

BACA JUGA:

Tags :
Kategori :

Terkait