KUNINGAN - Dari tahun ke tahun kasus kebakaran di Kuningan terus meningkat. Dari kasus itu kerugian yang diderita warga mencapai miliaran rupiah. Hingga saat ini kasus itu belum mendapat solusi yang tepat, meski pemerintah selalu memberikan bantuan. Dari semua kasus kebakaran hampir 85 persen diduga dari korsleting listrik. Berawal dari persitiwa itu, warga meminta PLN ataupun pemerintah daerah untuk meluncurkan program listrik asuransi. Dengan program asuransi, ketika ada hal-hal yang tidak diinginkan korban tidak perlu pusing untuk mencari biaya ganti rugi. Namun, akan dibayarkan oleh pihak asuransi. Sehingga hal ini tidak akan memberatkan pemerintah dan warga. “Saya perhatikan kasus kebakaran di Kuningan naik terus. Akibat musibah itu banyak korban yang kesulitan mencari dana untuk membangun kembali rumah yang rusak. Ini seharusnya menjadi perhatian semua pihak agar tidak menimbulkan masalah,” kata Jaja Sudirja warga Purwasari kepada Radar, kemarin (7/10). Dikatakan, banyak kasus kebakaran yang menimpa warga, namun bantuan yang yang diberikan tidak sebanding dengan kerugian. Kekurangan itu membuat warga ikut membantu tapi kebanyakan tidak bisa menutupi seluruh kekurangan. Jaja yakin, warga tidak akan keberatan apabila ada premi asuransi yang pembayaraannya disatukan dengan rekening listrik. Adanya asuransi lebih ke arah antisipasi bukan ingin mendapatkan uang. “Mudah-mudahan masukan ini didengar oleh Bupati Kuningan dan Manajer PLN. Sehingga membuat langkah yang nyata bagi keamanan warga,” tutur warga Desa Purwasari itu. Ia menyadari, selama ini ada bantuan dari pemerintah tapi sifatnya hanya bantuan. Selama ini untuk kerusakan yang parah paling besar Rp10 juta. Padahal untuk membangun lebih dari itu. Manajer PLN Kuningan Tedi Rohendi ketika dikonfirmasikan mengenai keinginan pelanggan. Menurut dia, sulit dibukitkan penyebab kebakaran dari instalasi listrik dan instalasi rumah bukan milik PLN.(mus)
Kebakaran Meningkat, Warga Minta Asuransi
Selasa 08-10-2013,15:31 WIB
Editor : Dedi Darmawan
Kategori :