JAKARTA – Raja Arab Saudi, Salman bin Abdulaziz Al Saud dituduh sebagai otak dari ideologi ekstrem ISIS.
Bahkan, Arab Saudi dituding sebagai pendukung utama kelompok teroris Islamic State alias ISIS dan disebut-sebut pernah mengirimkan bahan peledak kepada ISIS.
Tudingan ini dikatakan Sekretaris Jenderal Hizbullah, Hassan Nasrallah.
“Senjata tersebut digunakan untuk menyerang Irak dan Suriah lewat aksi bom bunuh diri,” demikian pernyataan Nasrallah disampaikan lewat pidato yang disiarkan di televisi Lebanon pada Senin (3/1/2022).
Baca juga:
- Ikan Dewa di Kuningan Dikeramatkan, Ternyata Harganya Mahal, Rp400 Ribu/Kg
- Artis Adopsi Boneka Arwah, Fivey Rachmawati: Kesyirikan yang Viral
“Yang Mulia (Raja Salman) adalah teroris yang mengekspor ideologi ISIS ke seluruh dunia,” kata Nasrallah, dilansir dari Al Jazeera, Rabu, (5/1/2022).
“Ia merupakan teroris yang mengirim ribuan warga Arab Saudi melakukan operasi aksi bom bunuh diri di Suriah dan Irak,” sambungnya.
Nasrallah menilai, persekutuan antara Negeri Petro Dolar dengan Amerika Serikat (AS) sebagai lambang kehancuran, terutama untuk Yaman.
Terlebih, Arab Saudi saat ini menjadi pemimpin koalisi militer negara Arab yang menggempur Yaman utara yang dikuasai pemberontak Houthi.
Dapat diketahui, Nasrallah adalah orang tertinggi di parpol Hizbullah yang berkuasa di Lebanon, sebuah kelompok yang didukung Iran.
Iran dan Arab Saudi selama ini dikenal sebagai dua negara yang sering berseteru. (der/fin)