Anak TKI di Sabah Susah Lanjutkan Sekolah

Rabu 16-10-2013,12:13 WIB
Reporter : Dedi Darmawan
Editor : Dedi Darmawan

JAKARTA - Anak-anak para tenaga kerja Indonesia (TKI) yang bekerja di Sabah, Malaysia hingga kini masih susah mendapatkan pendidikan. Mereka susah meneruskan pendidikan ketingakta lebih tinggi karena hanya disediakan pendidikan hingga sampai Sekolah Menengah Pertama (SMP). \"Kesulitan tersebut karena anak para TKI tidak punya ijin tinggal,\" ujar Dino Wahyudin, Kepala Konsuler KBRI Malaysia kemarin. Dino mengakui, hal tersebut memang terjadi di kota Sabah, Malaysia. Sebab, lanjutnya, undang-undang imigrasi Malaysia tidak memperbolehkan para pekerja asing untuk membawa keluarga dan menikah disana. Sehingga, para anak TKI tersebut hingga kini tidak memiliki izin tinggal atau paspor. Dan akibatnya, mereka kesulitan untuk meneruskan sekolah disana. Untuk itu, menurut Dino, Pemerintah Indonesia dan Malaysia akhirnya membuat kesepakatan terkait hal tersebut. Pemerintah Malaysia meberikan izin kepada pemerintah RI untuk mendirikan pusat belajar atau learning center sebagai solusi akan persoalan tersebut. Learning center bisa didirikan di tempat TKI bekerja, yang umumya di daerah ladang kelapa sawit. Pendirian sekolah itu pun tidak menjadi solusi yang benar-benar solutif. Sebab, pusat belajar tersebut hanya didirikan hingga tingkat sekolah menengah pertama saja. Dan menurut keterangan beberapa pihak, untuk jenjang SMP tersebut terbilang masih cukup susah ditemukan. Berbeda dengan SD yang memang sudah cukup banyak. \"Pendidikan yang dibuka setingkat SD dan SMP. Untuk ujian, agar mereka dapat ijazah, mereka bisa mengikuti ujian di Sekolah Indonesia Kota Kinabalu (SIKK),\" jelasnya. Namun kenyataannya, banyak dari mereka yang hanya mendapatkan ijazah paket A atau bahkan putus sekolah. Tak jarang juga, para anak TKI ini kembali ke tanah air untuk melanjutkan sekolah mereka dan berpisah dari orang tua. Sebab, untuk melanjutkan ke SIKK dibutuhkan dokumen keimigrasian untuk dapat lolos. Sedangkan banyak dari mereka yang tidak memiliki dokumen tersebut. Kendati demikian, ia menjelaskan bahwa biasanya pihak SIKK akan membantu mengurus dokumen-dokumen itu. (mia)

Tags :
Kategori :

Terkait