0 Lithuania v Bosnia 1, Naga Tak Lagi Penggembira

Kamis 17-10-2013,12:09 WIB
Reporter : Dedi Darmawan
Editor : Dedi Darmawan

KAUNAS - Kegagalan beruntun dalam playoff Piala Dunia 2010 dan Euro 2012 oleh tim yang sama (Portugal) sudah cukup menjadi pelajaran bagi Bosnia-Herzegovina. Di kualifikasi Piala Dunia 2014, Bosnia tak hanya terhindar dari playoff.  Namun, mereka sukses merebut tiket dalam ajang yang dihelat di Brasil tersebut. Jelang laga terakhir kualifikasi kemarin dini hari WIB (16/10), Bosnia bersaing ketat dengan Yunani di Grup G. Keduanya memiliki poin sama. Yunani pun lebih diuntungkan karena bermain home melawan juru kunci Liechtenstein, sedangkan Bosnia away ke Lithuania. Yunani memang menang 2-0, tapi Bosnia yang berhak lolos seiring juga meraih victory via gol semata wayang Vedad Ibisevic pada menit ke-68. Meski tetap memiliki poin akhir sama (25 poin), Zmajevi alias Naga -julukan Bosnia- unggul selisih gol, surplus 24 gol berbanding surplus 8 gol. Sejak menjalani laga internasional pertamanya tepat dua dekade lalu (lawan Iran di Teheran) dan partisipasinya dalam kualifikasi 15 tahun lalu, Bosnia pun kini bisa merasakan putaran final Piala Dunia. Bukan lagi Bosnia yang sebelumnya hanya menjadi penggembira kualifikasi. \"Brasil kami datang!!! Wooaaaaa… Mimpi telah menjadi kenyataan!!\". Demikian tulis Asmir Begovic, kiper Bosnia asal Stoke City, di akun Twitter-nya. Sukses Bosnia juga menginspirasi Nicolle, istri Begovic, untuk menulis kolum khusus di majalah milik Stoke mengenai kisah sukses suaminya. Nicolle yang kelahiran Tennessee, AS, 28 tahun lalu itu memang memiliki hobi menulis meski dirinya sarjana akuntansi. \"Asmir pernah menjadi bagian terburuk dari negerinya seiring perang yang berkecamuk dan kini dia menjadi bagian sukses terbesar negerinya dalam sepak bola,\" kata Nicolle yang menikah dengan Begovic pada Juni 2011 di The Langham Hotel di London itu. Nasib lebih tragis pernah dialami bintang penyerang Bosnia Edin Dzeko. Semasa kecil, apartemen yang ditempatinya bersama kelurganya di Sarajevo menjadi sasaran rudal. Dzeko pun harus berlindung dengan 11 anggota keluarganya di salah satu ruangan. \"Saya menangis setelah kami mengalahkan Lithuania dan ketika kami kembali ke Sarajevo tengah malam usai pertandingan, saya kembali tak kuasa menahan keharuan melihat sambutan ribuan fans di bandara dan di jalanan,\" kata Dzeko di situs resmi klubnya, Manchester City. Di kesempatan terpisah, Pelatih Safet Susic memberikan tanggapan mengenai peluang Bosnia di Piala Dunia 2014. Susic menilai skuad yang dimilikinya memiliki potensi membuat kejutan. Skuad Bosnia saat ini juga disebut sebagai generasi emas. \"Skuad ini memiliki beberapa pemain bertalenta serta suistable untuk permainan menyerang. Style itu memang berisiko dan dipertanyakan fans tapi saya akan mempertahankannya karena sepak bola hanya dimenangi tim yang mencetak gol lebih banyak,\" ucap pelatih 58 tahun itu kepada majalah World Soccer. (dns/bas)

Tags :
Kategori :

Terkait