CIREBON- Menghadapi Pertemuan Tatap Muka (PTM) semester II, Sabtu,(15/1/2022), SDIT Sabilul Huda mengundang Kepala Dinas Pendidikan Kota Cirebon (Kadisdik) DR Irawan Wahyono MPd. Kadisdik memberikan pembinaan kepada guru-guru SDIT Sabilul Huda dalam menghadapi PTM Terbatas Semester 2 Tahun Pelajaran 2021-2022.
Kadisdik Irawan Wahyono dalam arahannya menyampaikan bahwasa program Pemkot Cirebon yaitu Sekolah Indah di Taman Sehati. Setiap siswa diajak untuk mencintai lingkungannya.
Tidak hanya itu, Kadisdik juga meminta kepada guru untuk lebih kreatif mengembangkan pembelajaran yang tidak semata-mata teaching, tapi juga learning process, di mana anak dilatih untuk kegiatan langsung di lingkungannya, tak terbatas di ruang kelas. “Anak diminta aktif dan bisa mendefinisikan ilmu melalui anak,\" kata Irawan.
BACA JUGA:Evaluasi PPKM Terbaru, Kasus Covid-19 Naik 1.054, Luhut Minta Perkantoran WFH Dua Minggu ke Depan
Begitu juga anak distimulus untuk mendapatkan hasil pembelajarannya melalui proses yang harus mereka tempuh dan sebagai guru mengarahkan. Kadisdik menegaskan bahwasan SD tetap menggunakan Kurikulum 2013, di mana masa usia itu masih pra operasional kongkrit, siswa SD belum mengetahui unsur-unsur yang membangun, sehingga bentuknya pembelajaran berupa tematik, bukan sekedar transfer knowledge.
Kadisdik menyampaian pesan penting dari Mentri Pendidikan Kebudayaan dan Ristek bahwa ada 3 dosa dalam pendidikan. Yaitu Perundungan, Kekerasan Seksual, dan Intoleransi.
“Ketiga hal ini harus diperhatikan betul agar tidak terjadi di sekolah. Salah satunya adalah penguatan karakter, melalui pembelajaran agama dan tahsin tahfidz seperti di SDIT Sabilul Huda,” tandasnya.
BACA JUGA: Pengendara Motor Terlindas Truk Pasir di Lampu Merah Evakuasi, Tewas di Tempat
Pihaknya menekankan, bahwa learning process harus berjalan di Sekolah Dasar, dengan mengukur kecerdasan anak tidak semata-mata dari nilai tapi dari portofolio. Prosentase kecerdasan, menurut Kadisdik, 20 persen di otak, 40 persen di hati dan 40 persen di fisik. Karenanya Learning process diperhatikan karena ini adalah proses pendidikan yang sebenarnya.
Irawan juga menyampaikan pula bahwa sebagai warga negara Indonesia patut bangga, di mana dengan beragamnya suku yang terbanyak di dunia, tidak terjadi perselisihan. Banyak tempat yang dapat dipakai sebagai pengembangan kurikulum atau sumber pembelajaran.
Sebagai guru harus banyak memberi penghargaan kepada anak, tidak boleh malas, karena anak akan belajar dari lingkungannya. Kadisdik bahwa mengingatkan pesan Sunan Kudus \"Sentuh Hatinya, Jaga Perasaannya\". Dan mengambil bahasa yang baik dari mantan Presiden Soekarno; \"Katakan dengan Bunga” mengajarkan anak untuk sopan santun dalam berkomunikasi dan menanamkan persatuan dalam beragamnya suki bangsa di Indonesia.
Hadir langsung pada pertemuan tersebut Pengurus Yayasan Pesantren Sabilul Huda Nur Hidayat SE MM, Kepala SDIT Sabilul Huda Titi Inayati SE, serta para guru guru. (abd/adv)