PERHIMPUNAN Pendidikan dan Guru (P2G) meminta agar terdapat pengawasan yang lebih ketat lagi pada pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas secara penuh. Apalagi, telah ditemukan juga adanya kasus positif di sekolah setelah dilaksanakannya sekolah tatap muka.
Salah satunya di kawasan DKI Jakarta, kondisi terkini terdapat 15 sekolah yang dilakukan penutupan atas ditemukannya kasus aktif. Sekretaris P2G DKI Jakarta, Abdul Rahman pun memberi kritik pada Satgas Covid-19 Sekolah yang tidak aktif.
“Kami mengkritik pihak Satgas Covid-19 sekolah yang kebanyakan hanya aktif saat jam datang dan pulang sekolah saja. Seharusnya, di sela-sela waktu tersebut tim juga aktif mengontrol secara bergantian,” terang dia, Senin (17/1).
BACA JUGA:Evaluasi PPKM Terbaru, Kasus Covid-19 Naik 1.054, Luhut Minta Perkantoran WFH Dua Minggu ke Depan
Pihaknya juga meminta agar sekolah mengatur jam istirahat tidak terlalu lama, yakni sekitar 10-15 menit saja. Ini supaya siswa tidak berkerumun.
Guru piket pun harus aktif mengawasi tidak duduk saja pasif di meja piket. “Guru piket jangan hanya pasif, harus berkeliling di sekitar area sekolah, memantau kegiatan olahraga atau tamu yang masuk termasuk pengantar siswa. Saat istirahat bagaimana, disiplin prokes atau nggak,” jelas guru Fisika ini.
Diminta juga kepada para pemegang kewenangan untuk menindaklanjuti adanya kasus tersebut pada PTM. Jangan hanya memberikan himbauan tanpa turun ke lapangan.
BACA JUGA:Pengumuman dari Menko Luhut, Puncak Omicron dan Opsi Terakhir
“SKB 4 Menteri di daerah banyak penyimpangan, tetapi tidak ada tindakan yang tegas, baik oleh pusat, Kemdikbud, Kemenag, Kemendagri, Kemenkes, dan Pemda,” tutup Rahman.(jp)