SEMAKIN gencarnya serangan yang dilakukan Houthi Yaman membuat Presiden Joe Biden berpikir ulang untuk kembali mengkategorikan kelompok yang didukung Iran itu sebagai organisasi teroris.
Hal itu juga dipengaruhi tekanan dari Uni Emirat Arab dan negara-negara lainnya.
Ditanya tentang upaya AS untuk mengakhiri perang di Yaman, Biden mengatakan itu akan sulit.
“Mengakhiri perang di Yaman membutuhkan keterlibatan kedua pihak; itu akan sangat sulit,” katanya menanggapi pertanyaan dari Al Arabiya.
BACA JUGA:Breaking News! Rumah Mewah di Pegambiran Residence Didatangi Polisi, Ada Apa?
Duta Besar UEA untuk AS Yousef Al Otaiba sebelumnya telah meminta Gedung Putih dan anggota parlemen AS untuk mendukung penunjukan ulang, beberapa hari setelah serangan mematikan oleh kelompok yang didukung Iran menewaskan warga sipil di Abu Dhabi.
Abu Dhabi menjadi sasaran serangan drone dan rudal yang mengakibatkan ledakan tiga kapal tanker bahan bakar pada Senin awal pekan ini.
Tiga orang tewas dan enam lainnya luka-luka dalam peristiwa tersebut.
BACA JUGA:Rumah Mewah di Pegambiran Residence Dipasang Police Line
Al Otaiba juga mengatakan bahwa dia akan bergabung dengan Ali Al Shamsi, Direktur Intelijen Nasional UEA, untuk melakukan pertemuan dengan pejabat dari Gedung Putih dan Kongres di Washington di kemudian hari.
Biden mengeluarkan Houthi dari daftar hitam kelompok teror di awal pemerintahannya. Selain itu, dia juga mencabut nama pejabat senior Houthi dari daftar Teroris Global yang Ditunjuk Khusus (SDGT).(rmol)