HARGA kedelai berjangka Chicago melesat ke puncak delapan bulan, Rabu, karena berkurangnya prospek panen Amerika Selatan dan membaiknya permintaan ekspor Amerika Serikat.
Demikian mengutip laporan Reuters, di Chicago, Rabu 2 Februari 2022 atau Kamis 3 Februari 2022 pagi WIB.
Sementara jagung berjangka berbalik melemah karena trader menjual kontrak dan membeli kedelai, dan lonjakan stok etanol memicu kekhawatiran tentang perlambatan produksi biofuel.
Gandum mengikuti harga jagung yang lebih rendah, tertekan oleh hujan dan salju yang berpotensi meningkatkan panen di kawasan Plains dan Midwest Amerika.
BACA JUGA:
· Sekda Kota Cirebon: Kantin Sekolah Tidak Boleh Buka, Tapi…
Kedelai menguat hampir sepanjang hari tetapi ditutup di bawah level tertinggi sesi itu, karena trader mengantisipasi koreksi pasar setelah beberapa hari mencatatkan kenaikan.
\"Komoditas kedelai naik USD30 didorong cuaca Amerika Selatan, tetapi pasar menjadi sedikit toppy (pasar mencapai titik tertinggi yang tidak berkelanjutan),\" kata Ted Seifried, analis Zaner Group.
\"Di jagung, kami khawatir tentang etanol. Stok melesat ke tingkat di mana kami tidak yakin apakah kita memiliki lebih banyak tempat penyimpanan dan cuaca bersalju mungkin tidak membantu permintaan dalam jangka pendek.\"
Berita berlanjut di halaman berikutnya:
BACA JUGA:
· Gempa Bumi Guncang Laut di Sekitar Pulau Nias bagian Selatan
· Prakiraan Cuaca Berbasis Dampak Hujan Lebat Hari Ini, Cirebon, Kuningan dan Majalengka Waspada
· Pesawat Susi Air Diusir Satpol PP Malinau, Susi Pudjiastuti Curhat Begini