SMK Karnas Produksi Komputer Tablet

Rabu 30-10-2013,09:43 WIB
Reporter : Dedi Darmawan
Editor : Dedi Darmawan

KUNINGAN - Inovasi besar tengah ditempuh SMK Karnas Kuningan. Secara mengejutkan, siswanya pada jurusan Teknik Jaringan Komputer (TKJ) dan Teknik Audio Video (TAV) sudah mampu merakit tablet. Atau komputer tipis yang dioperasikan dengan layar sentuh. Perakitan alat berteknologi tinggi itu, sudah berjalan 3 hari. Ia menggandeng instruktur dari PT Relion Jakarta sebagai penyedia tablet. “Perakitan tablet ini, kepercayaan Kemendikbud melalui Subid Pembelajaran kepada SMK Karnas Kuningan. SMK lain tidak ada,” ujar Kepala SMK Karnas Kuningan, Dr Ir Yepri Esa Trijaka M MPd, Selasa (29/10), kepada Radar. Perakitan tablet oleh siswanya akan dijadikan pionir di Kabupaten Kuningan. Ini juga sebagai embrio untuk menjadikan SMK Karnas sebagai sentral servis, sales dan spart part tablet. Jadi siswanya berbasis produksi tablet. Di samping ke depan harus bisa menjual. Atau menjadi entreupener. ”Ini pun akan menjadi cikal bakal pembelajaran berbasis IT dari siswa, oleh siswa, untuk siswa,” imbuh pria jebolan S3 Kependidikan, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung itu. Ke depan, Yepri menarget siswa dan gurunya sudah menggunakan tablet dalam pembelajaran. Semua bahan pembelajaran dimasukan ke dalam server. Kebetulan servernya sudah punya. Jadi tidak akan ada cetak-mencetak buku dan modul. “Kalau sudah produksi, nanti tabletnya kita beri merek SMK Relion,” imbuh dia. Yepri mengaku, membeli dulu rangka tablet dari PT Relion Jakarta. Selain melatih, Relion pun berkonsekwensi untuk menerima magang guru SMK Karnas, termasuk mengambil para lulusan untuk bekerja di pabrik Relion. Semua itu, sesuai sasaran mutu SMK Karnas untuk target 3 tahun kedepan. Yaitu berbasis produksi, berbasis entruepener dan berbasis teknologi informasi. “Banyak rencana untuk perakitan tablet ini. Insya Allah satu-satu bisa terealisasi,” tukas Yepri. Selain perakitan tablet, pihaknya juga tengah mengembangkan kegiatan ekstrakurikuler siswa. Selama ini, ia hanya terus mendengar pola pikir siswa menuju dunia industri. Maka, Ia berinisiatif untuk mengembangkan pola pikir itu melalui kegiatan positif lainnya. Di antaranya seni, olahraga dan lain-lain. “Kita kembangkan minat dan bakat siswa melalui kegiatan ekstrakurikeler. Misal ekstrakurikeler seni vokal grup. Kita fasilitasi room karaoke. Siapa tahu, keahlian vokal siswa yang terlatih bisa menjadi profesi ke depan. Jadi tidak melulu berpikir bisa bekerja di dunia industri,” papar Yepri.(tat)  

Tags :
Kategori :

Terkait