Radarcirebon.com - Di seluruh dunia, anak perempuan ketimbang anak laki-laki lebih mungkin untuk menyalahkan kegagalan akademis karena kurangnya bakat, ungkap sebuah penelitian tentang stereotip gender yang diterbitkan pada Rabu (16/3).
Paradoksnya, gagasan laki-laki secara inheren lebih cemerlang paling mengakar di negara-negara yang lebih egaliter.
Stereotip semacam itu telah dieksplorasi di masa lalu, tetapi studi baru dalam jurnal Science Advances dikatakan memiliki sebuah keuntungan dari sisi jumlah partisipan yakni 500.000 siswa di seluruh dunia sehingga memungkinkan untuk membandingkan antar negara.
Studi menggunakan data dari 2018 Program for International Student Assessment (PISA), sebuah penelitian yang dilakukan setiap tiga tahun untuk mempelajari lebih lanjut tentang pengetahuan dan keterampilan siswa berusia 15 tahun dalam matematika, membaca, dan sains.
BACA JUGA:
- Wanita Berhijab Tabrak Kantor Polisi di Pematang Siantar, Alasannya Ingin Masuk Surga
- Ngaku Ajudan Panglima TNI Andika Perkasa, Hamili Gadis, Tentara Gadungan, Aslinya Satpam Bank
Survei pada 2018 memasukkan kalimat: “Ketika saya gagal, saya takut saya tidak memiliki cukup bakat.”
Hasil studi terbaru, sebanyak 71 dari 72 negara yang diteliti, bahkan ketika kinerjanya sama, anak perempuan lebih cenderung mengaitkan kegagalan mereka dengan kurangnya bakat daripada anak laki-laki, yang lebih cenderung menyalahkan faktor eksternal. Satu-satunya pengecualian yakni di Arab Saudi.
Bertentangan dengan apa yang diharapkan, perbedaan paling menonjol di negara-negara yang bergabung dalam organisasi internasional yang bergerak di bidang kerjasama ekonomi dan pembangunan atau OECD.
Berita berlanjut di halaman berikutnya:
BACA JUGA:
- Wanita Tabrak Polres Siantar, Pelaku Anak Purnawirawan Polisi
- Emak emak Mencuri di Minimarket di Dukupuntang, 4 Toko Jadi Korban, Begini Caranya Beraksi