Radarcirebon.com - ANAK adalah anugerah yang harus dijaga, salah satunya adalah kesehatan tubuhnya. Menjaga kesehatan anak dapat dilakukan salah satunya dengan pemberian imunisasi dasar anak yang wajib diberlakukan kepada seluruh anak di Indonesia sesuai arahan dari Kementerian Kesehatan.
Sebelum mengetahui jadwal pemberian imunisasinya, kita pun harus mengetahui jenis-jenis dan kegunaan dari masing-masing imunisasi dasar tersebut.
Indonesia memiliki konsep imunisasi rutin lengkap yang dibagi menjadi imunisasi dasar dan imunisasi lanjutan. Pelaksanaan imunisasi ini dibagi berdasarkan usia anak.
Imunisasi dasar pada anak adalah langkah pencegahan utama dan imunisasi lanjutan berfungsi untuk menjaga imunitas agar tetap optimal seiring bertambahnya usia. Imunisasi dasar anak diberikan pada usia 0-18 bulan.
BACA JUGA:
- Anak Jebak Ibu Kirim Sabu, Berdalih Bawa Jus Alpukat, Sungguh Tega
- Remaja Indramayu Hilang di Sungai Cihonje saat Banjir, Belum Ditemukan
Jenis imunisasi yang diberikan :
- Bayi berusia kurang dari 24 jam diberikan imunisasi Hepatitis B (HB-0),
- Usia 1 bulan diberikan (BCG dan Polio 1),
- Usia 2 bulan diberikan (DPT-HB-Hib 1 dan Polio 2),
- Usia 3 bulan diberikan (DPT-HB-Hib 2 dan Polio 3),
- Usia 4 bulan diberikan (DPT-HB-Hib 3, Polio 4 dan IPV atau Polio suntik), dan
- Usia 9 bulan diberikan (Campak atau MR).
Vaksin Hepatitis B (HB) diberikan untuk mencegah penyakit Hepatitis B yang dapat menyebabkan pengerasan hati yang berujung pada kegagalan fungsi hati dan kanker hati. Imunisasi BCG diberikan guna mencegah penyakit tuberkulosis. Imunisasi Polio tetes diberikan 4 kali pada usia 1 bulan, 2 bulan, 3 bulan dan 4 bulan untuk mencegah lumpuh layu. Imunisasi polio suntik pun diberikan 1 kali pada usia 4 bulan agar kekebalan yang terbentuk semakin sempurna.
Imunisasi Campak diberikan untuk mencegah penyakit campak yang dapat mengakibatkan radang paru berat (pneumonia), diare atau menyerang otak. Imunisasi MR diberikan untuk mencegah penyakit campak sekaligus rubella. Rubella pada anak merupakan penyakit ringan, namun apabila menular ke ibu hamil, terutama pada periode awal kehamilannya, dapat berakibat pada keguguran atau bayi yang dilahirkan menderita cacat bawaan, seperti tuli, katarak, dan gangguan jantung bawaan. Vaksin DPT-HB-HIB diberikan guna mencegah 6 penyakit, yakni Difteri, Pertusis, Tetanus, Hepatitis B, serta Pneumonia (radang paru) dan Meningitis (radang selaput otak) yang disebabkan infeksi kuman Hib.
Imunisasi dasar lengkap saja tidak cukup, anak juga harus melakukan imunisasi rutin lengkap dengan melanjutkan jadwal imunisasi dasar dengan imunisasi lanjutan. Untuk imunisasi lanjutan bagi bayi di bawah 2 tahun, jenis imunisasi yang perlu diberikan adalah:
- DPT-HB-Hib dan campak/MR yang diberikan saat usianya 18 bulan.
- Setelah itu, anak kelas 1 SD atau sederajat kembali diberikan imunisasi DT (vaksin DPT tanpa pertusis) dan MR.
- Selanjutnya, anak kelas 2 SD atau sederajat diberikan vaksin Td (mirip dengan vaksin DPT). Terakhir, vaksin Td diberikan pada anak kelas 5 SD atau sederajat.
Ketika anak sudah mendapatkan imunisasi, tubuh akan lebih mampu menghadapi dan mengalahkan infeksi penyakit. Dan saat sejumlah orang dalam suatu kelompok telah kebal terhadap penyakit, akan semakin sulit bagi penyakit itu untuk menyebar dan menular kepada orang yang belum diimunisasi. Hal ini yang disebut sebagai herd immunity atau kekebalan kelompok. Mari imunisasikan anak-anak kita, demi kehidupannya yang lebih baik. (*)
Oleh: dr Ineu Nopita, SpA (RS Sumber Kasih)
BACA JUGA:
- Anak Jebak Ibu Kirim Narkoba ke Lapas, Begini Kronologi Kejadiannya
- Keributan Warga dengan Driver Ojol di Jl Tuparev Cirebon, Diduga Tak Terima Ditegur