CIREBON-Mundurnya para petinggi dan pengurus Santana Kasultanan Cirebon (SKC) banyak menuai tanggapan. Salah satunya tanggapan dari Tim Formatur Deklarasi Sultan Sepuh Jaenudin II Arianatareja (Kuda Putih).
Raden Nana Mulyana Latief selaku ketua tim formatur yang juga merupakan deklarator pengangkatan Sultan Sepuh Jaenudin II Arianatareja (Kuda Putih) mengaku menyesal atas tindakan Pangeran Heru Arianatareja (Kuda Putih) yang tidak sesuai dengan mandat SK Kepercayaan yang dikeluarkan serta dibacakan di Sidomba pada tanggal 27 Desember 2020,
\"Banyak hal yang dinilai kebablasan, seperti misalnya berubahnya nama Raden Heru Rusyamsi menjadi Sultan Sepuh di indetitas pribadi (KTP) dan ini sudah tidak sesuai dengan isi pengukuhan di Kabupaten Kuningan Jawa-Barat,\"ujarnya.
Raden Nana menegaskan, jika langkah-langkah yang dilakukan pangeran Heru sudah sangat serampangan dan justru akan menimbulkan polemik dan kegaduhan bagi masyarakat Cirebon.
BACA JUGA:
- Maju di Muscab Partai Demokrat Kota Cirebon, Dian Novitasari: Panggilan untuk Pengabdian
- Berita Duka! Presiden Uni Emirat Arab Meninggal Dunia
\"Kami akan segera mencabut mandat SK pengukuhan dari tim formatur. Selaku ketua saya harus segera mencabut SK tersebut agar tidak terjadi kegaduhan serta kesalahan penafsiran dikemudian hari,\"tegasnya.
Diberitakan sebelumnya, sejumlah jajaran pengurus dan petinggi Santana Kasultanan Cirebon (SKC) pamit mundur dari perjuangan sejarah peteng keraton kasepuhan Cirebon.
Mereka yang mundur diantaranya Sekertaris Buhun SKC Raden Hamzaiya serta beberapa petinggi lainnya. Para pengurus dan petinggi SKC pamit mengundurkan diri dari perjuangan pelurusan sejarah peteng Keraton Kasepuhan Cirebon.
Berita berlanjut di halaman berikutnya....
BACA JUGA:
- Semifinal Thomas Cup 2022: Indonesia Unggul Sementara 2-0 atas Jepang
- Jokowi di Amerika, Lihat Sambutan Presiden Joe Biden, Toast dan Angkat Gelas