Dibayangi Trauma 1993

Kamis 14-11-2013,14:24 WIB
Reporter : Dedi Darmawan
Editor : Dedi Darmawan

PARIS - Pelatih Prancis Didier Deschamps masih sering dihantui mimpi buruk kalau mengingat laga-laga kualifikasi Piala Dunia 1994, Amerika Serikat. Deschamps menjadi bagian tim yang disebut-sebut sebagai yang terhebat dalam sejarah, namun gagal ke Piala Dunia. Bagaimana tidak, Prancis saat itu dipenuhi banyak pemain bintang. Selain Deschamps ada pula legenda macam Jean-Pierre Papin, David Ginola, Eric Cantona, dan Marcel Desailly. Saat itu, Prancis sudah sedikit lagi melaju ke AS 1994. Menjalani dua laga sisa di kandang sendiri pada Oktober dan November 1993, Prancis hanya butuh satu poin saja melawan Israel dan Bulgaria. Namun, publik dunia terguncang karena Prancis ternyata selalu kalah dalam dua laga terakhir di Paris. Yakni 2-3 melawan Israel dan 1-2 atas Bulgaria. Yang luar biasa menyakitkan, semua gol penentu kemenangan lawan dicetak pada menit terakhir. Reuven Atar menciptakan gol ketiga Israel pada menit ke-90. Begitu juga dengan gol kedua Bulgaria yang dicetak Emil Kostadinov. Bulgaria akhirnya berhasil ke Piala Dunia mendampingi sang juara Grup 6, Swedia. Prancis yang mengalami kesedihan mendalam, berada di posisi ketiga. \"Siapapun lawannya, kami ingin lolos ke Piala Dunia. Saya tidak ingin generasi sekarang mengalami kepedihan yang sama seperti kami (di kualifikasi Piala Dunia 1994),\" papar Deschamps kepada EuroTV. Sabtu nanti (16/11), Prancis memang akan menjalani laga sangat penting. Le Bleus akan berhadapan dengan Ukraina dalam playoff zona Eropa pada leg pertama di Olympic Stadium, Kiev. \"Kami memang tidak berhadapan dengan tim kuat dengan sejarah panjang macam Portugal dan Kroasia. Namun, Ukraina bukanlah tim yang begitu saja mudah disingkirkan. Tim tersebut harus mendapatkan respek yang layak,\" imbuh pelatih berusia 45 tahun tersebut. (nur)

Tags :
Kategori :

Terkait