Tugas BK Belum Selesai

Selasa 19-11-2013,10:52 WIB
Reporter : Dedi Darmawan
Editor : Dedi Darmawan

KUNINGAN – Pernyataan Ketua Badan Kehormatan (BK) DPRD, KH Ajieb Ma’aly yang menganggap tugasnya sudah tuntas, ternyata hanya klaim semata. Sebab kemarin (18/11) pengusaha rental mobil dari Desa Cihideung Hilir, Kecamatan Cidahu, Okha Sonjaya yang menjadi korban oknum wakil rakyat, WR, mendatangi gedung dewan. “Saya adalah pemilik usaha rental Mitra Jasa Cihideung Hilir. Saya merasa kaget dengan adanya statemen Pak Ajieb di koran yang menyebutkan masalah aduan terhadap pak dewan (WR, red) sudah beres,” ungkap pria yang mengaku punya hubungan dekat dengan WR tersebut. Sambil menunjukkan lembaran buktinya, Okha menyebutkan, sebetulnya mobil yang dipinjam WR sebanyak 6 unit. Di antaranya 3 unit jenis Daihatsu Xenia, 2 unit jenis Luxio dan 1 unit jenis APV. Peminjamannya berbeda, waktu mulai dari Februari, Mei, Juni dan Agustus.   “Dari 6 unit tersebut, 4 unit sudah berhasil ditebus dengan uang saya sendiri. Ada yang ditebus Rp25 juta, Rp11 juta, Rp17 juta dan Rp15 juta. Itu menggunakan uang saya sendiri sampai menjual rumah. Mengambil mobilnya di berbagai tempat, baik Cirebon maupun luar Jabar,” tuturnya kepada Radar. Sedangkan untuk mobil APV dengan nopol E 1393 KL tidak kembali karena sudah ditarik leasing. Baginya itu merupakan kerugian tersendiri sebagai pengusaha jasa rental. Tinggal 1 unit mobil lagi, jenis Xenia nopol R 9284 EB yang kini posisinya di Majenang, Jateng. “Yang bikin saya kaget, Xenia ini katanya mau ditarik lagi sama leasing. Saya baru saja menerima surat penyitaannya dari pihak leasing. Ini kan ironis, katanya masalah beres, tapi justru mobil saya malah mau disita,” ketusnya. Akibat banyaknya mobil yang digadaikan WR, dirinya mengalami kerugian cukup besar. Jika ditotalkan, kerugian tersebut mencapai Rp 159 juta. Meskipun WR pernah memberikan uang, namun nilainya masih jauh dari kerugian yang dialaminya. “Kalau dibulatkan Pak WR sudah memberikan uang pergantian sebesar Rp10 juta pada Juni lalu. Setelah dikurangi uang yang masuk tersebut, total kerugian saya tinggal Rp 159 juta,” sebut Okha. Ditanya kronologis, pihaknya mengaku, sebelumnya memiliki kepercayaan pada WR, mengingat sekretariat partainya berdekatan dengan garasi rentalnya. Awalnya WR meminjam sebentar untuk keperluan, tapi kemudian menyebutkan ada yang menyewa. “Karena sudah tahu ada yang menyewa, maka saya hanya bilang yang penting tanggung jawab per bulannya dipenuhi. Tapi nyatanya tiap peminjaman mobil selalu dirinya yang menebus,” ungkapnya. Okha mengaku, tidak memberikan surat kuasa kepada siapa pun menyangkut kerugian yang dialaminya. Nama Nanang yang tercatat sebagai pengadu ke BK tempo hari, itu merupakan adik iparnya sendiri. Namun ia mengaku, tidak pernah menyuruh adik iparnya itu. “Kami berharap, BK bisa menyelesaikan masalah ini. Toh jalur yang kami tempuh kekeluargaan. Hitungan saya kerugian senilai Rp159 juta, itu pun kalau hitungannya 3 bulan. Padahal kenyataannya ada yang lebih dari 3 bulan, mobil saya di luar,” ucapnya. Maksud kedatangan Okha ke gedung dewan tiada lain untuk menemui Ketua BK, Ajieb Ma’aly. Namun karena politisi asal PPP tersebut tidak ada di kantor, ia pun pulang kembali setelah membeberkan masalah sebenarnya kepada wartawan. Sementara Ajieb sendiri kala dihubungi Radar tidak mengangkat ponselnya. (ded)    

Tags :
Kategori :

Terkait