Radarcirebon.com, CIREBON - Guna memperdalam isu strategis terkait pemanfaatan Bendungan Jatigede, Himpunan Ahli Teknik Hidraulik Indonesia (HATHI) Cabang Cirebon menggelar Sarasehan.
Sarasehan pemanfaatan Bendungan Jatigede ini menghadirkan pembicara yakni Anggota Komisi V DPR-RI H Dedi Wahidi, DR Ir Evi Anggraeni selaku Dosen Universitas Indonesia dan Sekertaris Umum (Sekum) HATHI Cabang Cirebon.
Kemudian, Sarasehan pemanfaatan Bendungan Jatigede juga dihadiri Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Cimanuk-Cisanggarung (Cimancis) DR Ismail Widadi tersebut berlangsung di aula MBH kantor BBWS Cimancis Jl Pemuda, Kota Cirebon, Rabu (20/7/2021).
BACA JUGA:Demo Mahasiswa Cirebon Ricuh, Orang Tua Lapor ke Propam Polres Cirebon Kota
"Acara sarasehan ini bertujuan transfer pengetahuan atau bertukar pengalaman. Tadi, pembicaranya ibu Evi dari Universitas Indonesia berbicara secara teknis keilmuan pembangunan bendungan.”
“Kemudian pembicara kuncinya adalah anggota Komisi V DPR RI Bapak Dedi Wahidi beliau menceritakan pengalamannya yang ikut berjuang demi terwujudnya pembangunan bendungan Jatigede," ujar Ismail Widadi, Rabu (20/7/2022).
Ditanya arti tema sarasehan tersebut, kepala BBWS Cimancis ini menjelaskan, bahwa Bendungan atau Waduk Jatigede sangat banyak sekali manfaatnya.
BACA JUGA:Berikan Pembekalan sebelum KBM
"Bendungan Jatigede ini merupakan yang terbesar kedua di Indonesia dan sangat bermanfaat. Bendungan Jatigede merupakan bendungan tipe multi-purpose dam.”
“Artinya, manfaat dari Bendungan Jatigede ini sangat banyak diantaranya irigasi, air baku, pembangkit listrik dan pengendali banjir.”
“Disamping banyaknya manfaat ini, tentu diperlukan pembatasan aktivitas masyarakat di sekitar bendungan agar tidak mengganggu fungsi utama dari Bendungan Jatigede," jelasnya.
BACA JUGA:Komang Ayu Belum Terbendung di Taiwan Open 2022, Satu-satunya Tunggal Putri Indonesia
Ismail menuturkan, Bendungan Jatigede sudah dimanfaatkan oleh masyarakat.
"Bendungan Jatigede ini sudah mengairi daerah irigasi dan sawah di Indramayu dan Majalengka lebih dari 47 ribu hektare, lalu air bakunya pun sudah dimanfaatkan secara tidak resminya.”
“ Tapi secara resminya yaitu yang melalui instalasi pengolah air, instalasi pengolah airnya baru saja selesai kami bangun yang tahap pertama. Kalau persentase dari manfaat, Ya sudah di atas 70 persen," tuturnya. (rdh)