MAJALENGKA – Wakil Bupati Majalengka Dr H Karna Sobahi MMPd mengaku prihatin dengan masih banyaknya para pelajar di Kota Angin yang belum mengenal moto dan semboyan Kabupaten Majalengka. Menurutnya, jelas ini faktor pembelajaran para siswa dimana peran guru dalam memberikan materi dinilai tidak mengenalkan kearifan lokal. Padahal, pengenalan dengan melalui pemahaman sejarah-sejarah guna bisa meningkatkan pengetahuan siswa pada zaman modern saat ini. “Untuk mengenal suatu lingkungan jelas harus memahami kearifan sejarah. Guru diharapkan jangan hanya mengacu kepada text book dalam memberikan materi kepada para siswa. Murid juga jangan hanya fokus kepada materi yang ada pada buku belajar,” pesannya. Namun demikian, melalui kurikulum baru tahun 2013 ini, kapasitas belajar sekarang tentu tidak hanya mengandalkan dari buku melainkan bagaimana peran guru mengembangkan kontekstual belajar terhadap peserta didik. Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Drs H Sanwasi MM mengatakan, pihaknya berupaya dalam pembelajaran terpadu dalam kurikulum baru yakni kredibilitas dalam satu mata pelajaran itu sendiri dari beberapa mata pelajaran yang ada. “Kita mulai mencoba untuk memberikan pelatihan-pelatihan menyangkut ini. Karena dalam kurikulum baru ini adalah sangat terbaik. Artinya untuk mencoba membangun karakter para siswa yang lebih berpikir lebih aktif dan kreatif. Namun efektif atau tidak berjalannya kurikulum baru tersebut jelas sangat tergantung kepada sejarah dan guru. Dari sini, bagaimana peran guru dalam memberikan penyampaian pembelajaran. Ketika guru tidak bisa mengubah budaya, kerja dan sebagainya jangan harap kurikulum ini bisa berhasil. (ono)
Guru Kurang Mengenal Kearifan Lokal
Kamis 21-11-2013,07:55 WIB
Editor : Dedi Darmawan
Kategori :