INDRAMAYU - Menteri Negara BUMN, Dahlan Iskan, beberapa waktu lalu dalam tulisan “Manufacturing Hope”, menyampaikan apresiasi terhadap Dr H Irianto MS Syafiuddin (Yance). Dia dinilai sukses turut serta membangun PLTU di Sumuradem, Sukra, Kabupaten Indramayu. Yance yang saat itu masih menjabat bupati, dikenal dengan pelayanan cepat. Ketua Komisi D DPRD Indramayu, Syaefuddin mengatakan, apresiasi yang diberikan kepada Yance merupakan hal yang wajar. Sebab keberadaan PLTU Sumuradem memang sangat vital. “Saya kira sangat wajar kalau Pak Yance diberikan apresiasi, karena di daerah lain banyak yang gagal membangun proyek PLTU,” ujarnya. Dikatakannya, sistem kelistrikan Jawa Bali dipastikan bakalan semakin tangguh menyusul beroperasinya PLTU 1 Jawa Barat Indramayu yang berkapasitas 3 x 330 Mega Watt (MW). PLTU yang dibangun di atas lahan seluas 83 hektare di Desa Sumuradem, Sukra, Indramayu ini merupakan bagian dari Fast Track Program 10.000 MW Tahap Satu (FTP-1). Informasi yang diperoleh Radar, PLTU 1 Jawa Barat mulai dikerjakan sejak tahun 2007 dengan kontraktor pelaksana dari konsorsium China National Mechinery Industry Corp (SINOMACH), China National Electric Equipment Corp (CNEEC) dan PT Penta Adi Samudera. Nilai kontrak untuk pembangunan pembangkit listrik yang menggunakan jenis batubara Low Rank Coal ini sebesar USD 696.734.419 dan Rp 1.497.545.476.343. Pendanaannya berasal dari Consortium of China Construction Bank, Konsorsium bank lokal Indonesia dan APLN. Kebutuhan batubara untuk PLTU Indramayu diperkirakan mencapai 4,2 juta ton batubara per tahunnya. Kebutuhan batubara dipasok dari Kalimantan dan Sumatera yang disuplai oleh sejumlah perusahaan, diantaranya PT Arutmin Indonesia, PT Kaltim Prima Coal, PT Bukit Asam, PLN Batubara dan PT Kideco Jaya Agung. Nantinya listrik yang dihasilkan oleh PLTU Indramayu ini akan disalurkan melalui jaringan 150 Kilo Volt (kV) ke Gardu Induk Sukamandi dan Kosambi untuk selanjutnya akan didistribusikan melalui jaringan interkoneksi Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) 500 kV. Dengan demikian, pasokan listrik pada sistem kelistrikan Jawa Bali akan semakin tangguh, baik dari sisi kecukupan pasokan dayanya maupun kualitas keandalannya. Saat ini daya mampu rata-rata pembangkit pada sistem interkoneksi kelistrikan Jawa Bali mencapai 21.000-an MW dengan rata-rata beban puncak (peak load) harian berkisar 19.300 MW. (oet)
Wajar, Dahlan Iskan Apresiasi Yance
Sabtu 23-11-2013,08:06 WIB
Editor : Dedi Darmawan
Kategori :