MAJALENGKA – Pemasaran alat musik angklung daerah Majalengka tembus beberapa daerah. Penggiat seni dari Sanggar Azzam, Endang mengatakan Kabupaten Majalengka memiliki komunitas yang intens dalam pembuatan alat musik tradisional Sunda itu. Bahkan angklung produk Majalengka tersebut diakui sudah merambah ke sejumlah daerah di Jawa Barat. Menurutnya, beberapa daerah di antaranya Kuningan, Cirebon, Subang, Bandung dan beberapa daerah lainnya merupakan daerah yang menjadi segmen pasar angklung buatannya. Angklung buatannya tersebut biasanya untuk memenuhi pesanan lembaga pendidikan di daerah tersebut. “Sasaran kami adalah sekolah-sekolah. Alhamdulillah, angklung dari sanggar kami masih dipercaya,” kata Endang, kemarin. Namun demikian, pemesananan angklung tersebut seringkali menemui kendala. Faktor usia bambu yang digunakan untuk membuat angklung, menjadi salah satu kendala tersebut. Pasalnya, bambu yang digunakan untuk membuat sebuah alat musik angklung, idealnya berusia minimal 1,5 tahun. Ini bertujuan agar jika tahap finishing, angklung itu bisa tahan lama. “Sebenarnya bisa saja membuat angklung dengan bambu yang masih berusia di bawah 1 tahun. Tapi kualitasnya jelek, dan kami tidak mau. Sehingga, lebih baik menunggu lama, tapi kualitas bagus. Itu yang membedakan angklung kami dengan angklung lain,” paparnya. Endang menambahkan, dalam satu kali panen, bisa mendapatkan sebanyak 400 batang bambu. Dari jumlah tersebut, bisa menghasilkan sebanyak 10 set angklung. (ono)
Produk Angklung Majalengka Rambah ke Berbagai Daerah
Senin 25-11-2013,10:17 WIB
Editor : Dedi Darmawan
Kategori :