Radarcirebon.com, CIREBON - Demo pengemudik ojek online atau ojol, berlangsung di depan Balaikota Cirebon, di Jl Siliwangi, dengan menyampaikan aspirasi dan sejumlah tuntutan.
Dalam demo tersebut, pengemudi ojol di Cirebon menuntut sedikitnya 11 hal. Baik soal kenaikan harga BBM sampai dengan insentif.
Dari 11 tuntutan yang disampaikan ojol di Cirebon, 8 tuntutan dilayangkan kepada aplikator yang dianggap makin memberatkan.
Tuntutan yang pertama adalah tolak kenaikan BBM. Kemudian status hukum ojek online. Juga kepastian terhadap aplikator yang tidak memiliki kantor operasional di Kota Cirebon.
BACA JUGA:Dulu Puan Maharani Menangis BBM Naik, Simak Pernyataan Terbaru, Mohon Dibaca
BACA JUGA:Momen Bupati Nina Jenguk Ibu Mantan Bupati Indramayu Supendi yang Sedang Sakit
Berikutnya adalah tuntutan mengenai persaingan tarif usaha yang tidak sehat dari aplikator, dan pada akhirnya merugikan ojek online.
Persoalan lain yang disuarakan ojol adalah potongan seluruh aplikasi per transaksi menjadi 10 persen di wilayah Jawa Barat.
Perlunya pembatasan pendaftaran driver dan dibuatkan regulasi, agar ada keseimbangan antara order dengan jumlah pengemudi roda 2.
Perubahan pembatasan usia minimal dan maksimal untuk menjadi driver ojek online. Hapuskan biaya di luar perjanjian kemiteraan seperti biaya parkir, pemesanan driver, biaya jasa aplikasi.
BACA JUGA:Momen Puan Maharani Ulang Tahun Disorot, Kejutan di Tengah Rapat, di Luar Massa Sedang Demo
BACA JUGA:Erling Haaland Dibandingkan dengan Cristiano Ronaldo, Masa Depannya Diprediksi Bakal Mengerikan
Tidak kalah penting adalah driver ojol menuntut pengembalian insentif dan hilangkan double order.
Sementara untuk kepolisian, agar mengaktifkan kembali patroli di malam hari untuk menjamin keselamatan mereka yang beraktivitas termasuk ojol.
Menanggapi tuntutan driver ojol, Walikota Cirebon, Nashrudin Azis mengaku akan meninjau lagi, mana operator yang sudah mendapatkan pengesahan, dan yang sudah diproses maupun belum sama sekali.