MUNDU - Gagalnya masa panen sepanjang tahun yang dialami para petani garam, membuat persedian garam kosong. Kondisi ini membuat para bos garam di wilayah Mundu memilih mendatangkan garam dari luar negeri (impor) seperti garam Australia, Brazil dan India. Salahsatu bos garam di Desa Waruduwur, Dusun Dua Kandawaru, Kecamatan Mundu, Warto mulai mendatangkan garam luar negeri itu sejak bulan Juli lalu. Garam produksi Australia, India dan Brazil itu dikirim dari Surabaya. Dalam seminggu, ia bisa mengirim lima sampai enam kali, tergantung permintaan konsumen. “Biasanya hampir tiap hari kirim, soalnya garam buatan sendiri (garam lokal) sudah tidak ada stok lagi,” katanya kepada Radar, kemarin (4/12). Dalam satu kali pengiriman garam, Warto dapat menerima sebanyak 34,74 ton atau sebanyak 490 karung (masing-masing karung rata-rata berisi 73 kg). Untuk stok setiap harinya minimal 5 ton harus ada ditempat penyimpanan garam yang letaknya tidak jauh dari tempat tinggalnya. Menurutnya, garam yang didatangkan tidak langsung dijual kepada konsumen, tetapi masih harus diolah dengan menggunakan mesin khusus. Setelah garam jadi barulah dikirim ke wilayah Cirebon, Tasikmalaya, Sukabumi, Bandung. “Sebagian besar garam dikirim ke pelabuhan untuk membentu proses pengawetan ikan,” tuturnya. Soal kualitas, garam lokal masih jauh lebih bagus dibandingkan garam hasil kiriman luar negeri itu. (tta)
Garam Impor Masuk Cirebon
Senin 06-12-2010,06:00 WIB
Editor : Dedi Darmawan
Kategori :