Imron juga berharap, adanya merger ini bukannya malah menurunkan mutu pendidikan dan pembelajaran disekolah tersebut.
Karena menurutnya, banyak hal positif dari diberlakukannya merger ini, salah satunya anggaran yang akan didapat oleh sekolah, bisa lebih maksimal.
"Adanya kebijakan merger ini, harus tetap menjaga mutu pembelajarannya," kata Imron.
BACA JUGA:Sanksi Seumur Hidup untuk Ketua Panpel Arema FC, Begini Penjelasan Komdis PSSI
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Cirebon, Ronianto menuturkan, bahwa merger sekolah satu hamparan, sudah dilaksanakan sejak tahun 2019.
Ia juga menyebutkan, Dinas Pendidikan Kabupaten Cirebon, akan melakukan langkah serupa pada Januari 2023 nanti.
Pihaknya menargetkan, ada sebanyak 67 sekolah yang akan dilakulan merger pada Bulan Januari nanti.
"Bulan Januari nanti, ada 67 sekolah yang akan di-merger," kata Ronianto.
BACA JUGA:Kenaikan BBM Jadi Penyumbang Inflasi Tertinggi, Kota Cirebon Naik 1,12 Persen
Ia juga menambahkan apa yang disampaikan oleh Bupati, bahwa alasan merger ini juga, salah satunya untuk mengurangi jenjang antar sekolah yang satu hamparan.
Tidak jarang juga dijumpai, sekolah satu hamparan ada yang terkesan lebih elit dibandingkan dengan sekolah lainnya.
"Sehingga ada kesan, yang satu sekolah orang kaya dan satunya sekolah orang biasa," kata Roni.
Hal inilah ujar Roni, yang diupayakan untuk dihilangkan dengan cara dilakukannya merger.
BACA JUGA:Cara Merawat Mobil Matik, Perhatian Baik-baik Bagian Ini, Penting!
Ia juga membenarkan apa yang disampaikab oleh bupati, terkait persaingan yang kerap terjadi di sekolah yang berada satu hamparan.
Yang pihaknya sayangkan, persaingan yang terjadi, lebih ke persaingan tidak sehat.