Mitos Jalan Cadas Pangeran Sumedang, Nisan Tanpa Nama, Lempar Koin untuk Tolak Bala

Sabtu 08-10-2022,13:38 WIB
Reporter : Yuda Sanjaya
Editor : Yuda Sanjaya

Radarcirebon.com, SUMEDANG - Jalan Cadas Pangeran, Kabupaten Sumedang yang dibangun tahun 1809 memiliki sejumlah mitos dan kerap dipersepsikan angker.

Mitos dan cerita angker Jalan Cadas Pangeran Kabupaten Sumedang adalah perihal nisan tanpa nama, juga sosok hitam yang biasa mengganggu pengendara.

Sebelum seramai sekarang, mitos dan kisah angker Jalan Cadas Pangeran kerap dikaitkan dengan beragam kecelakaan maupun kejadian di kawasan tersebut.

Maklum, Jalan Cadas Pangeran berada di kawasan yang terbilang ekstrem. Dalam perjalanan Cirebon-Bandung misalnya. Pengendara akan menemukan tebing curam di kanan jalan.

BACA JUGA:Pertajam Rekor Tolak Peluru pada Hari Pertama Kualifikasi Papua di Mimika

BACA JUGA:Pertemuan Airlangga Hartarto dan Puan Maharani, Kalender Aboge MuwalPatMa Sabtu Pahing Ada Kata Asam Garam

Sementara di sebelah kirinya terdapat jurang dengan kedalaman puluhan meter. Karena itu, tak heran jalan yang dikenal berkelok dan menanjak tersebut kerap diceritakan angker.

Sehingga kecelakaan atau kejadian yang terjadi, kerap dikaitkan dengan beragam mitos dan kisah angker mengenai Jalan Cadas Pangeran di Kabupaten Sumedang.

Jalan Cadas Pangeran sepanjang tiga kilo meter dipandang berbahaya lantaran memiliki tikungan berkelok tajam, juga sejumlah tanjakan dan turunan curam.

Salah satu sisinya berhadapan dengan jurang menganga yang di bawahnya terhampar hutan lumayan lebat. Sementara di sisi lainnya berdiri tinggi tebing cadas yang ditumbuhi pepohonan rapat.

BACA JUGA:Diterbitkan Aturan Pengawasan dan Pengendalian NSPK Manajemen ASN

BACA JUGA:Kisah Mistis Pelal Panjang Jimat Cirebon, Rombongan Tamu Aneh dari Kali Cipadu

Belum lagi ketika malam tiba, jalan tersebut terbilang sepi, karena tidak ada permukiman warga di sisi jalannya. Tercatat, banyak kecelakaan terjadi di ruas jalan ini. Alhasil, para pengendara mesti ekstra hati-hati kala melewatinya.

Ihwal keangkeran Jalan Cadas Pangeran barangkali bisa dilacak sejak awal pembangunannya yang sulit dan menelan banyak korban jiwa.

Maklum saja, lima ribuan pekerja kehilangan nyawa akibat bekerja rodi mengikis perbukitan berlereng curam nan terjal serta memangkas material batu cadas nan keras hanya dengan peralatan dan kemampuan serba terbatas.

Perbekalan tidak sepadan, terjatuh dari atas tebing, dijangkiti penyakit, hingga dimangsa binatang buas di tengah hutan belantara.

BACA JUGA:Komitmen Transformasi Kuat, BRI Terapkan Digitalisasi Permudah Transaksi Nasabah

BACA JUGA:Kisah Mistis Muludan Cirebon, Pedagang Ngalap Berkah Penglarisan

“Jalan Cadas Pangeran dibangun dari darah para pribumi yang dipaksa bekerja rodi di bawah perintah penjajah kolonial Belanda,” kata budayawan Sumedang, Raden Moch Achmad Wiriaatmadja yang akrab disapa Aom Achmad, seperti dilansir dari DBMTR Jabar.

“Oleh karena itu, di sekitar Cadas Pangeran banyak pemakaman tanpa nama. Itulah pemakaman korban yang tewas saat membuat jalan ini.”

Di area sekitar Cadas Pangeran terdapat beberapa makam dengan batu nisan tanpa nama. Makam-makam tersebut diyakini warga setempat merupakan tempat peristirahatan terakhir para pekerja paksa atau rodi pada masa Gubernur Jenderal Hindia Belanda Herman Willem Daendels.

Daendels yang memerintahkan pembangunan jalan raya pos Anyer-Panarukan tahun 1808. Sebagian kecil di antara ruas jalannya melewati kawasan Cadas Pangeran.

BACA JUGA:Tips Membersihkan Ikan Lele Berlendir Sebelum Dimasak, Gunakan Bahan Ini

BACA JUGA:Pelal Muludan Panjang Jimat Cirebon 2022 Malam Ini, Berikut Rangkaian Agenda dan Prosesi

Bukan hanya makam para pekerja paksa, masih di sekitar kawasan Cadas Pangeran terdapat batu yang juga diyakini masyarakat setempat sebagai petilasan Pangeran Kornel atau Pangeran Kusumadinata IX, Bupati Sumedang.

Sang bupati yang menentang kesewenang-wenangan Daendels terhadap masyarakat Sumedang yang menjadi pekerja paksa pada pembuatan Jalan Cadas Pangeran.

Sejarah kelam pembuatannya pada zaman penjajahan Belanda memperkuat julukan seram pada Jalan Cadas Pangeran. Kendati sekarang telah berkurang, banyak mitos dan cerita mistis yang dituturkan dari mulut ke mulut penduduk sekitar Jalan Cadas Pangeran.

Seorang kuncen atau juru kunci Jalan Cadas Pangeran menyebutkan, jalan raya yang banyak dilalui kendaraan besar maupun kecil tersebut bisa tetap berdiri kokoh di lereng pegunungan berkat adanya senjata trisula yang digunakan sebagai penyangga.

BACA JUGA:Pelal Muludan Cirebon, Kisah Mistis Tamu Gaib dari Gunung Kromong Palimanan

BACA JUGA:Begini Pengakuan Baim dan Paula Terkait Video Prank KDRT yang Nyeleneh:

Trisula itu “disusupi” tiga siluman ular, kera, dan harimau. Konon katanya, bila ada orang yang angkuh, sombong, dan tak mempercayai keberadaan mereka, maka dia akan didatangi langsung mahluk tak kasat mata itu.

Dulu, ketika kendaraan yang melewati Cadas Pangeran belum seramai sekarang, ada mitos bahwa pengendara dan warga yang melewati jalan raya tersebut harus menyalakan dan melempar rokok atau koin ke jurang di pinggir jalan.

Ini semacam exit permit atau izin untuk melintas agar tak diganggu mahluk astral penghuni Jalan Cadas Pangeran. Tentu saja, bacaan doa penolak bala dan marabahaya tak putus dirapalkan saat akan melintas.

Menurut cerita masyarakat setempat, arwah para pekerja paksa dan korban pembunuhan yang mayatnya dibuang di sekitar Cadas Pangeran serta mahluk halus lain penunggu jalan itu acap bergentayangan mengganggu para pengguna jalan.

BACA JUGA:5 PR Penting Indonesia dari FIFA Usai Tragedi Kanjuruhan

BACA JUGA:Harga BBM Pertamina Dex Hari Ini Seluruh Indonesia, Paling Murah Rp18.100 per Liter di Tempat Ini

Seorang sopir angkot bercerita, ada sosok hitam menempel di kaca belakang mobilnya ketika dia nekat pada malam hari melewati Jalan Cadas Pangeran bagian atas yang dibangun di bawah perintah Daendels.

Demikian beberapa kisah mistis dan mitos di Jalan Cadas Pangeran, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat.

Kategori :