Radarcirebon.com, SOLO - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengapresiasi pembangunan yang dilakukan oleh Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka.
Menurutnya, Pemerintah Kota Surakarta berhasil membuat betah warganya melalui penataan kota yang baik.
Salah satunya terlihat dari pedestrian yang nyaman bisa menarik perhatian pengunjung untuk jalan-jalan.
BACA JUGA:Longsor di Cadas Pangeran Sumedang Hari Ini, 2 Mobil Ringsek Tertimpa, Hanya Bisa Dilewati 1 Jalur
"Saya apresiasi infrastrukturnya lebih keren, nyaman, jadi lebih betah karena ciri kota itu harus bikin betah.”
“Saya lihat, feeling-nya membuat betah itu luar biasa nyaman, bikin ingin turun, jalan-jalan itu bagus sekali," kata Ridwan Kamil di sela kunjungannya di Kota Surakarta, Jawa Tengah, Jumat 28 Oktober 2022.
Kang Emil, sapaan akrabnya datang ke Surakarta untuk menghadiri Acara Pasca KTT Y20 Presidensi G20 Indonesia.
Bahkan ia juga memberi nilai 8,5 untuk tata Kota Surakarta. Menurutnya, Surakarta sekarang lebih keren, termasuk terkait kerajinan batiknya.
BACA JUGA:Raja Playboy dari Majalengka, Menikah 87 Kali dengan Gadis dan Janda Daerah Ini
"Nilainya 8,5. Kalau bagus tentu diapresiasi. Saya baru ke sini dari bandara belum ke mana-mana. Ada rekomendasi toko batik yang bagus boleh," ujarnya.
Dalam lawatannya ke Solo, Jawa Tengah Ridwan Kamil juga bertemu dengan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
Mereka sama-sama menghadiri Acara Pasca KTT Y20 Presidensi G20 Indonesia di Pura Mangkunegaran, Kota Surakarta, Jawa Tengah, Jumat 28 Oktober 2022.
Dalam forum tersebut, Kang Emil mengatakan, para pemuda di Indonesia harus bisa bermanfaat bagi siapapun, dapat berkontribusi, dan tidak membesarkan perbedaan.
BACA JUGA:Objek Wisata Cipaniis Kuningan Diancam Ditutup Pemdes, Gara-gara Ini
"Manusia terbaik adalah manusia yang bermanfaat, dapat berkontribusi waktu, ilmu, tenaga, hingga harta. Intinya, pemuda tidak boleh bertengkar dan jangan membesar-besarkan perbedaan," katanya.
Selain itu, Kang Emil menyampaikan, spirit para pemuda saat ini bukan lagi tentang kebebasan melainkan kesempatan. Artinya, para pemuda harus bisa melihat peluang dalam mencapai sesuatu.
"Tanggal 28 Oktober bertepatan dengan Hari Sumpah Pemuda, sekarang top of mind-nya adalah kesempatan, mau jadi tokoh apa saja bisa," ujarnya.
BACA JUGA:5 Makanan Khas Kuningan yang Unik dan Menarik, Wajib Kamu Coba!
Sementara itu Ganjar Pranowo mengatakan, para pemuda saat ini memiliki jaringan yang besar di media sosial.
Hal tersebut dapat menjadi political pressure terhadap para pemimpin saat ini untuk memberikan pelayanan terbaik.
"Para pemuda punya jejaring yang besar, kemudian mereka punya keputusan dan pikiran yang sama. Ketika teriakan ini besar, maka akan menjadi political pressure dalam pengambilan keputusan," ungkap Ganjar.
Di lokasi yang sama, Gibran mengatakan, anak muda saat ini mudah sekali membuat viral sesuatu.
BACA JUGA:Arahan Kapolri Mulai Diterapkan Sejak Kamis Lalu
Ia mengakui hal itu membuatnya ter- pressure untuk memberikan pelayanan yang lebih baik bagi masyarakat.
"Aspal jalan berlubang selama 12 hari, nggak kita tindak lanjuti itu viral. Anak-anak muda ini orangnya nggak sabaran, inginnya cepat dan itu bagus. Kita jadi ter- pressure untuk memberikan pelayanan yang lebih baik," ujar Gibran.
"Memang semuanya harus diviralin, tapi jangan nunggu viral, kita harus gerak lebih dulu," tegasnya. (jun)