Yaitu, melakukan penggembokan secara paksa di seluruh pintu Keraton Kasepuhan Cirebon.
“Kami akan tetap melakukan penggembokan. Kami bertindak seperti (menunda penggembokan) hanya menghormati keputusan dari Pemerintah Kota Cirebon,” ucapnya.
Meski penggembokan paksa ditunda, pagi ini Rahardjo Djali bersama rombongan berkelilingi di Keraton Kasepuhan.
Menurut dia, ada beberapa bagian bangunan yang rusak dan kondisinya menghawatirkan.
“Bisa saya tunjukan di mana beberapa tiang atau pun soko guru di bangsal itu sudah melengkung,” katanya.
Sementara itu, rencana penggembokan Keraton Kasepuhan oleh pihak Rahardjo Djali ditanggapi oleh Patih Sepuh Keraton Kasepuhan Goemelar Soeriadiningrat, pihak yang selama ini bersebrangan.
“Dasarnya apa untuk penggembokan keraton? Sebetulnya keraton kan bisa dilihat, terawat, terpelihara,” kata Patih Keraton Kasepuhan.
Menurut Goemelar Soeriadiningrat, jika pihak Rahardjo Djali ingin sama-sama memelihara keraton, aranya bukan dengan saling menghujat dan memfitnah sesama saudara.
“Mangga silakan bersama-sama bukan carangan dengan menghujat atau memfitnah sesama saudara, begitu” ungkapnya.