Disebut Penyandang Cacat Bisa Protes

Senin 16-12-2013,12:38 WIB
Reporter : Dedi Darmawan
Editor : Dedi Darmawan

MAJALENGKA-Jika dulu kalangan difabel atau disabilitas masih identik dengan sebutan penyandang cacat. Namun, saat ini jangan coba-coba untuk menyebut kalangan difabel dengan julukan itu lagi. Pasalnya, kata Ketua Persatuan Penyandang Cacat Indonesia (PPCI) Cabang Majalengka Dedi Apandi, saat ini istilah untuk kalangan disabilitas tidak dibenarkan lagi disebut dengan kata-kata penyandang cacat. \"Hasil kesepakatan yang dikeluarkan oleh PBB, kata-kata cacat tidak bisa dikenakan lagi untuk manusia. Kata cacat hanya berlaku bagi benda, karena melanggar HAM. Kita kalangan penyandang difabel dibolehkan protes jika tidak berkenan dipanggil dengan istilah penyandang cacat,\" kata Dedi. Dia menuturkan, di Indonesia sejak beberapa tahun ini sudah mulai diterapkan perihal mengganti panggilan istilah penyandang cacat menjadi penyandang difabel, atau penyandang disabilitas. Maka dari itu, memperingati momen peringatan hari difabel sedunia awal Desember lalu, PPCI rencananya akan menggelar Munas di Jakarta pada pertengahan bulan ini, dengan salah satu poin yang akan dibahasnya adalah mengubah nama dasar dari organisasi. \"Nama organisasi kita memang masih menyantumkan kata-kata penyandang cacat, tapi rencananya di Munas nanti akan diuubah menjadi Persatuan Penyandang Difabel Indonesia (PPDI), untuk menyesuaikan dihilangkannya penggunaan istilah cacat,\" kata Dedi. Dia berharap kepada masyarakat agar bisa memahami kondisi yang ada saat ini, serta bisa mengganti sebutan untuk kalangan mereka menjadi penyandang difabel, meskipun selama puluhan tahun telah terbiasa menyebut dengan istilah penyandang cacat. Dedi menambahkan, saat ini kalangan disabilitas yang terdata di PPCI jumlahnya ada sekitar 7 ribuan orang. Selama ini, dia mengaku jika program-program pemerintah untuk kalangan penyandang difabel belum optimal. Meskipun demikian, Dedi juga tidak memungkiri jika pihaknya sangat memerlukan perhatian dari pemerintah agar memberikan semangat kepada kalangan difabel untuk tetap optimis menatap kehidupan. \"Maunya sih kalaupun diberikan bantuan yang sifatnya membangun kreatifitas. Karena walaupun kondisi fisik kami terbatas, tapi banyak dari kami yang punya kelebihan skill di bidang lain. Jangan yang konsumtif, nanti cepet habis gak berbekas,\" imbuhnya. (azs)

Tags :
Kategori :

Terkait